Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Hari Perempuan International, Nadiem Makarim Upayakan Kampus Merdeka Aman Kekerasan Seksual

        Di Hari Perempuan International, Nadiem Makarim Upayakan Kampus Merdeka Aman Kekerasan Seksual Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangka Peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memiliki harapan besar untuk perempuan Indonesia bisa merayakan Hari Perempuan dengan merdeka tanpa dibayang-bayangi ancaman atau trauma akan kekerasan seksual. 

        “Oleh sebab itulah saya selalu merasa sedih dan marah setiap kali mendengar kasus kekerasan seksual terutama yang dialami oleh pelajar. Hal ini karena dampak dari kekerasan seksual bisa bertahan lama bahkan seumur hidup hanya bagi korban. Akan tetapi juga bagi keluarga,” kata Nadiem Makarim dalam keterangannya saat Webinar Peringatan Hari Perempuan Internasional dengan tema “LAWAN TABU, PEREMPUAN BERANI BERSUARA”, Selasa (8/3/2022). 

        Baca Juga: 16.700 Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 3 Dilepas, Nadiem Beri Pesan Ini ke Mahasiswa

        Nadiem menjelaskan banyak dari korban kekerasan seksual yang pada akhirnya harus putus sekolah. “Berarti kesempatan untuk mencapai cita-cita dan kita semua tentu tidak ingin hal ini bisa terjadi,” lanjut Nadiem. 

        Untuk itu, kata Nadiem aksi nyata harus segera dilakukan tidak lagi sendiri-sendiri dalam skala kecil, namun bersama saling berkolaborasi. Nadiem berharap semua kampus se-indonesia menjadi ruang belajar yang aman dan merdeka dari kekerasan seksual. 

        "Semangat kolaborasi itulah yang menjadi nyawa dari Permendikbudristek nomor 30 tahun 2021 yang merupakan salah satu prioritas Merdeka belajar. Aturan ini mendorong semua warga untuk bergotong-royong melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, dengan pendekatan yang berpihak pada korban," kata Nadiem. 

        Permen PPKS kata Nadiem, adalah pencegahan dan penindakan atas kekerasan seksual, sehingga definisi dan pengaturan yang diatur dalam permen ini khusus untuk mencegah dan mengatasi kekerasan seksual. 

        Nadiem menegaskan Permen PPKS ini adalah jawaban atas sejumlah keresahan organisasi dan perwakilan mahasiswa atas tindak kekerasan seksual di lingkungan kampus namun tidak ditindaklanjuti oleh pimpinan perguruan tinggi. 

        Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menggelorakan semangat kesetaraan dimanapun kita berada.  

        “Langkah sekecil apapun, jika dilakukan dengan bersama-sama, maka dampaknya pun akan luar biasa,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga. 

        Menteri Bintang berharap momentum Peringatan Hari Perempuan Internasional menjadi titik balik kebangkitan generasi muda untuk berani melawan kekerasan dan peduli melindungi perempuan dari kekerasan di lingkungan sekitar termasuk lingkup pendidikan demi perubahan menuju masa depan Indonesia yang lebih maju. 

        Menteri Bintang mengatakan Hari Perempuan Internasional atau Women International Day yang diperingati setiap tahun sangat penting untuk mengingatkan tentang pergerakan perjuangan kaum perempuan di dunia internasional. Di samping untuk merayakan dan memunculkan perempuan-perempuan inspiratif dari berbagai bidang yang memiliki pengalaman dan kecakapan dalam membawa pengaruh dan perubahan positif bagi sekitarnya, khususnya bagi perempuan-perempuan dari kelompok yang terpinggirkan.  

        Melalui tema global peringatan tahun 2022 “Gender equality today for a sustainable tomorrow” atau lebih singkatnya “Break The Bias” diharapkan akan memberikan kesempatan kepada perempuan dan anak untuk membuat kemajuan, menyuarakan perubahan, berkontribusi dalam pengambilan keputusan, berani dan memiliki tekad dengan cara mematahkan bias dan kesalahpahaman yang seringkali diletakkan pada perempuan. Demi menciptakan dunia yang lebih inklusif, setara gender, dan tanpa kekerasan berbasis gender.  

        “Termasuk mengenai peran perempuan yang dapat memimpin dan membawa perubahan yang signifikan bagi banyak orang,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: