Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CEO Gojek Kevin Aluwi: Rakyat Indonesia Itu Adaptif, Seharusnya Ada Banyak Inovasi

        CEO Gojek Kevin Aluwi: Rakyat Indonesia Itu Adaptif, Seharusnya Ada Banyak Inovasi Kredit Foto: Instagram/Kevin Aluwi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO GoJek Kevin Aluwi buka-bukaan soal proses merger GoJek dan Tokopedia menjadi GoTo dilakukan secara online di tengah pandemi. Kevin mengungkap pertemuannya dengan CEO Tokopedia William Tanuwidjaya saja bisa dihitung jari.

        Namun, karena kesamaan visi dan misi, semangat membangun produk-produk bersama, itulah yang membuat GoJek dan Tokopedia bersatu.

        Dalam video YouTube bertajuk "[BEGINU S3E15] William Tanuwijaya, Kevin Aluwi, dan Siasat GoTo Berjalan Jauh", Kevin mengatakan bahwa GoJek dan Tokopedia adalah dua perusahaan yang sangat Indonesia. Menurut Kevin, GoJek dan Tokopedia merupakan bisnis yang tergolong unik di dunia dalam hal teknologi digital karena meliputi e-commerce, sistem pembayaran, layanan finansial serta logistik.

        Baca Juga: Cerita Bos Gojek Kevin Aluwi, Berawal dari 3 Produk Kini Gojek Miliki Banyak Layanan

        Kevin mengungkap bahwa GoJek dimulai karena kepercayaan terhadap tukang ojek bahwa mereka bisa melakukan banyak hal. Namun yang disayangkan, pendapatan tukang ojek tergolong kecil dan jumlah tarikan mereka pun biasanya tidak banyak.

        Oleh karena itu, dengan adanya GoJek mereka bisa memaksimalkan tarikan mereka yang tak hanya mengangkut orang-orang, tetapi juga bisa membeli makanan hingga mengantar barang.

        "Kami melihat potensi saat berinteraksi dengan para pengendara ojek," ujar Kevin.

        Bahkan, Kevin bercerita bahwa Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang juga salah satu pendiri GoJek pernah menitipkan laptop kepada tukang ojek langganannya untuk dikirimkan, dan laptop tersebut sampai dengan aman. Dari situlah mereka tergerak untuk membangun ekosistem yang lebih baik untuk mereka.

        Terlebih, salah satu unggulan GoJek sebagai platform online adalah skala yang besar. Dahulu, para investor sempat takut para mitra tukang ojek ini tidak dapat dipercaya. Namun kenyataannya, mereka bisa dipercaya. Kevin mengatakan, asalkan insentif baik, ekosistem pun dapat terjaga.

        Aplikasi GoJek pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 dengan sudah menjadi aplikasi super atau super app yang bisa melakukan banyak hal. Menurut Kevin, aplikasi tersebut berangkat dari keyakinan bahwa manusia dan motor bisa melakukan banyak hal, dengan demikian aplikasi seharusnya juga sama.

        Adapun testing pertama dalam pengiriman pada saat Gojek dan Tokopedia sudah terintegrasi pada tahun 2015 adalah mencoba memesan es krim untuk membuktikan dalam hal sampai tujuan dan cepat sampai.

        Gojek juga menjadi perusahaan pertama di dunia yang melakukan partnership dengan e-commerce. Kevin juga melihat bahwasanya rakyat Indonesia sangat adaptif terhadap hal-hal baru, sehingga seharusnya ada banyak inovasi yang hadir di Indonesia. Terlebih, minat dan konsumennya pun besar.

        Saat ini GoJek sudah tersebar di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Singapura dan Thailand. Bahkan, saat Kevin di Singapura, ia memesan GoCar dan senang ketika menerima feedback positif.

        Kevin sendiri mengingat bagaimana untuk mencapai posisi ini harus melewati banyak rintangan dan kesulitan. Namun karena kegigihan, bersama tim dan mitra Gojek, Gojek bisa berada di posisi sekarang. Oleh karena itu, Kevin mengungkap penting untuk memiliki kegigihan dalam memulai usaha apapun.

        "Tujuan hidup saya adalah untuk mengubah status quo (keadaan yang begitu-begitu saja)," ujar Kevin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: