Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kedubes Ukraina Catat Ribuan Orang Ingin Jadi Sukarelawan Perang: Warga Amerika Ingin Bertempur

        Kedubes Ukraina Catat Ribuan Orang Ingin Jadi Sukarelawan Perang: Warga Amerika Ingin Bertempur Kredit Foto: Reuters/Umit Bektas
        Warta Ekonomi, Washington -

        Warga Amerika Serikat (AS) tertarik untuk terjun sebagai sukarelawan perang di Ukraina. Atase militer Ukraina, Borys Kremenetskyi menerima ribuan permintaan sukarelawan untuk berjuang melawan invasi Rusia di Ukraina. 

        “Mereka benar-benar merasa bahwa perang ini tidak adil, tidak beralasan. Mereka merasa harus pergi dan membantu,” ujar Kremenetskyi. 

        Baca Juga: 20 Ribu Sukarelawan Datang ke Ukraina untuk Perangi Rusia

        Relawan AS hanya mewakili sebagian kecil dari orang asing yang ingin berjuang untuk Ukraina. Namun, itu adalah cerminan dari semangat mereka untuk membantu Ukraina memperjuangkan kebebasan.

        “Ini bukan tentara bayaran yang datang untuk mendapatkan uang. Ini adalah orang-orang dengan niat baik yang datang untuk membantu Ukraina memperjuangkan kebebasan," kata Kremenetskyi. 

        Pemerintah AS melarang orang Amerika pergi berperang di Ukraina, karena dapat menimbulkan masalah hukum dan keamanan nasional.

        Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, Kedutaan Besar Ukraina di Washington mencatat setidaknya 6.000 orang bertanya tentang cara untuk menjadi sukarelawan perang. Sebagian besar dari mereka adalah warga negara Amerika. 

        Kremenetskyi mengatakan, separuh dari calon sukarelawan tidak diterima dan bahkan tidak mengikuti wawancara melalui Zoom. Menurut Kremenetskyi, para sukarelawan yang ditolak memiliki latar belakang kriminal atau tidak sesuai dengan kriteria. Selain itu, ada juga alasan usia, seperti seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dan seorang pria berusia 73 tahun.

        Beberapa orang yang menyatakan minat untuk menjadi sukarelawan telah ditolak, karena kedutaan tidak dapat melakukan pemeriksaan yang memadai. Kremenetskyi tidak mengungkapkan metode yang digunakan untuk menyaring sukarelawan. 

        Kremenetskyi, mengatakan, sekitar 100 warga AS telah diterima menjadi sukarelawan perang di Ukraina. Mereka terdiri dari veteran perang di Irak dan Afghanistan dengan pengalaman tempur, termasuk beberapa pilot helikopter.

        Para sukarelawan AS itu berangkat ke Ukraina secara mandiri melalui Polandia, dengan peralatan pelindung mereka sendiri dan tanpa senjata. Mereka akan mendapatkan senjata setelah tiba di Ukraina.

        Mereka akan diminta menandatangani kontrak untuk ikut berperang tanpa bayaran dengan Legiun Internasional untuk Pertahanan Teritorial Ukraina. Pemerintah Ukraina mengatakan sekitar 20.000 orang asing dari berbagai negara telah bergabung menjadi sukarelawan perang.

        Sejauh ini, tidak diketahui berapa banyak warga AS yang ingin berperang dan telah tiba di Ukraina. Departemen Luar Negeri telah mendesak warga AS untuk tidak ikut menjadi sukarelawan perang di Ukraina.

        "Kami sudah sangat jelas menyerukan bahwa, warga Amerika yang tinggal di Ukraina untuk segera pergi, dan mengimbau kepada warga Amerika yang mungkin berpikir untuk bepergian ke sana untuk tidak melakukannya,” ujar Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

        Warga Amerika dapat menghadapi hukuman pidana, atau bahkan berisiko kehilangan kewarganegaraan jika berpartisipasi dalam konflik di luar negeri. Tetapi masalah hukum hanyalah salah satu dari banyak kekhawatiran bagi otoritas AS. 

        Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, warga Amerika yang menjadi sukarelawan perang di Ukraina memiliki risiko terbunuh, ditangkap, atau direkrut menjadi intelijen asing.

        Para ahli keamanan resmi dan independen mengatakan, beberapa pejuang asing dikhawatirkan berasal dari kelompok supremasi kulit putih. Mereka bisa menjadi lebih radikal dan mendapatkan pelatihan militer di Ukraina, sehingga menimbulkan bahaya yang meningkat ketika kembali ke Amerika.

        “Ini adalah orang-orang yang menginginkan petualangan, rasa penting dan mengingat kembali retorika Perang Dunia II,” kata Direktur Pusat Internasional untuk Studi Ekstremisme Kekerasan,  Anne Speckhard.

        Selain warga Amerika, banyak warga Kanada yang tertarik untuk ikut berperang di Ukraina. Mantan anggota parlemen Liberal di Kanada yang membantu memfasilitasi perekrutan sukarelawan, Borys Wrzesnewskyj, mengatakan, sekitar 1.000 orang Kanada telah mendaftar untuk ikut berperang Ukraina. Mereka yang mendaftar sebagian besar adalah mantan militer.

        “Para sukarelawan, sebagian besar adalah mantan militer, ini adalah orang-orang yang membuat keputusan sulit bahwa mereka akan masuk militer untuk membela nilai-nilai yang kami anut,” kata Wrzesnewskyj.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: