Rudal Iran Bikin Fasilitas Israel Hancur Lebur, Bisa Perang Besar Jika Situasi...
Garda Revolusi Iran atau IRGC mengatakan pada hari Minggu (13/3/2022) bahwa mereka bertanggung jawab atas tembakan sejumlah rudal yang disebut untuk bikin fasilitas Israel hancur lebur.
Serangan rudal dilontarkan beberapa lokasi di kota utara Irak Erbil pada Sabtu (12/3) malam , termasuk ke titik yang diklaim sebagai "pusat strategis" Israel.
Baca Juga: Isaac Herzog, Presiden Israel Pertama yang Kunjungi Turki dalam 14 Tahun
“Sebuah pusat strategis konspirasi dan kejahatan Zionis menjadi sasaran rudal presisi kuat yang ditembakkan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam," kata sebuah pernyataan di Sepah News, situs resmi IRGC.
Menurut pernyataan IRGC, serangan itu tampaknya sebagai pembalasan atas kematian dua komandan IRGC dalam dugaan serangan udara Israel di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, pekan lalu.
Sebelumnya Garda Revolusi Iran memperingatkan pada hari Selasa (8/3) bahwa Israel akan membayar untuk serangan udara itu.
“Sekali lagi, kami memperingatkan rezim kriminal Zionis bahwa pengulangan kerusakan apa pun akan menghadapi tanggapan yang keras, tegas, dan destruktif,” demikian bunyi pernyataan Garda Revolusi Iran
Laporan awal serangan menunjukkan bahwa konsulat AS di Erbil rusak. Akan tetapi seorang pejabat AS kemudian mengatakan tidak ada kerusakan dan tidak ada korban di fasilitas pemerintah AS.
Pejabat keamanan Irak mengatakan tidak ada laporan segera mengenai korban dari serangan itu.
Seorang pejabat Irak yang tidak disebutkan namanya mengatakan rudal balistik ditembakkan dari Iran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dia mengatakan proyektil itu adalah Fateh-110 buatan Iran, kemungkinan ditembakkan sebagai pembalasan atas dua Pengawal Revolusi yang tewas di Suriah pekan lalu dalam dugaan serangan Israel.
Menurut pernyataan IRGC, serangan itu sebagai pembalasan atas kematian dua perwira IRGC dalam dugaan serangan udara Israel di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, pekan lalu.
“IRGC telah bersumpah akan membalas dendam atas kematian perwira Ehsan Karbalaipour dan Morteza Saidnejad – kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis,” kata IRGC saat itu.
Sebuah laporan media berbahasa Ibrani menyebut pejabat keamanan Israel mengantisipasi tanggapan Iran.
Serangan rudal hari Minggu itu bertepatan dengan meningkatnya ketegangan regional.
Negosiasi di Wina atas kesepakatan nuklir Teheran mengalami jeda atas tuntutan Rusia tentang sanksi yang menargetkan Moskow atas perangnya terhadap Ukraina.
Sementara itu, Iran menangguhkan pembicaraan rahasia yang ditengahi Baghdad yang bertujuan meredakan ketegangan selama bertahun-tahun dengan saingan regional Arab Saudi.
Penangguhan itu dilakukan setelah Arab Saudi melakukan eksekusi massal terbesar yang diketahui dalam sejarah modernnya dengan lebih dari tiga lusin warga Syiah tewas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto