Menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN), Kementerian Pertanian dan petani di wilayah sentra berupaya turut berpartisipasi mengamankan stok cabai. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto optimistis bahwa pasokan cabai tahun ini akan mencukupi.
"Untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, kita harus pastikan agar stok tersedia dalam jumlah yang cukup. Meskipun gejolak harga umum terjadi, kami berupaya meminimalisir sebisa mungkin," ujar Anton, panggilan akrabnya.
Baca Juga: Gegara Cabai, BI Proyeksikan Inflasi 0,48% di Pekan Kedua Maret 2022
Jika dilihat dari data Early Warning System (EWS), lanjut Anton, ketersediaan aneka cabai pada bulan April berpotensi mengalami penurunan akibat dari cuaca ekstrim hujan cukup panjang, sementara pertanaman cabai cukup sensitif terhadap iklim basah.
Berdasarkan angka perkiraan produksi bulan April produksi cabai besar nasional sebesar 107.932 ton dengan kebutuhan sebesar 109.125 ton sedangkan untuk cabai rawit diperkirakan total produksi nasional sebesar 112.490 ton dengan kebutuhan diperkirakan sebesar 114.738 ton, sehingga neraca aneka cabai diperkirakan cukup terganggu.
Sementara itu, berdasarkan Data Sipashorti pada 8 Maret 2022, selisih harga pasar retail Jakarta dengan petani sentra nilainya lebih kecil, yakni Rp 29.784 bila dibandingkan dengan periode yang sama (Bulan Maret 2021) yang mencapai Rp 41.437.
Beberapa upaya telah dilakukan dalam rangka mengantisipasi jika perkiraan ini terjadi melalui pengamanan buffer stock khususnya di perkotaan yang tingkat kebutuhannya sangat tinggi.
"Pengamanan buffer stock dilakukan melalui pengamanan panen di sentra produksi melalui skema kemitraan dengan para champion dan pemasok nasional termasuk memberikan bantuan kemudahan transportasi distribusi cabai," papar Anton.
Koordinasi dengan para champion cabai, tambah Anton, cukup intens dan efektif. "Dari hasil komunikasi kami dengan para champion, diperoleh informasi bahwa pasokan cabai di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini masih cukup aman di perkirakan luas panen cabai rawit di 33 kabupaten sentra di Pulau Jawa pada Maret adalah 9.500 ha, April 10.860 ha dan Mei 13.720 ha," jelasnya.
Meskipun demikian dirinya mengatakan tetap diperlukan upaya khusus dalam okupasi panen dan pendistribusian ke pasar induk. "Serta yang utama pengawalan agar pertanaman tidak terganggu serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) atau terkena dampak perubahan iklim sehingga tetap mampu berproduksi," terang Anton.
Keseriusan Kementan ditindaklanjuti dengan koordinasi langsung dengan para champion pada 9 Maret 2022 di Bogor. Pertemuan yang dihadiri oleh champion cabai dari 8 kabupaten sentra cabai lokasi champion terdiri dari Sumedang, Garut, Magelang, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Temanggung, dan Lombok Timur.
Pada pertemuan tersebut disepakati pembagian luas tanam, jadwal tanam dan proyeksi panen di delapan kabupaten lokasi tersebut guna mengantisipasi pengamanan pada HBKN 2022 dan 2023. Realisasinya dari kegiatan ini akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama.
Ketua Champion Indonesia,Tunov Mondro Atmojo mengatakan bahwa pengamanan buffer stock HBKN 2022 akan diantisipasi oleh champion dengan pengaturan pasokan pasar sehingga diharapkan dapat menjaga stabilitas harga di Pasar Induk Kramat Jati.
"Prinsipnya kami, para champion bersedia bersama-sama dengan pemerintah untuk mengamankan pasokan cabai pada HKBN," pungkas Tunov.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: