Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ingin Kembalikan Hutan Hujan Tropis Kalimantan, Jokowi Tanam Pohon Meranti Merah di Titik Nol IKN

        Ingin Kembalikan Hutan Hujan Tropis Kalimantan, Jokowi Tanam Pohon Meranti Merah di Titik Nol IKN Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menanam berbagai tanaman endemik Indonesia bersama Ketua MPR, para Menteri dan 34 Gubernur se-Indonesia serta 15 Tokoh Masyarakat Kalimantan Timur, di Titik Nol Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur pada Senin (14/3/2022).  

        Presiden Jokowi menanam Meranti merah (Shorea lepsura), yang merupakan salah satu spesies meranti cepat tumbuh dan banyak ditemui di Kalimantan. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, kayu meranti juga memiliki perakaran yang kuat. 

        Baca Juga: Miris! Jadi Salah Satu Daerah Penyangga IKN, Ternyata Pendidikan di Paser Memprihatinkan

        Sementara Iriana  menanam pohon Kamper (Dryobalanops aromatica), Menteri LHK Siti Nurbaya menanam Pakoba (Syzyqium luzonense), selanjutnya  para Gubernur se-Indonesia menanam jenis endemik dan terkenal dari daerahnya masing-masing. 

        Area penanaman di Titik Nol IKN ini rencananya akan dikembangkan menjadi Kebun Raya Rimba Botanika, yang akan menjadi miniatur ekosistem hutan hujan tropis Kalimantan. Kebun Raya ini akan berfungsi sebagai jalur ekologi dan pendidikan di seluruh kawasan serta jalur rekreasi. 

        Sebelum penanaman, Presiden Jokowi melakukan prosesi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia, yang menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita besar, yakni pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

        "Pada hari ini Senin 14 Maret 2022 kita hadir bersama-sama di sini dalam rangka sebuah cita-cita besar dan pekerjaan besar yang akan kita segera mulai yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara," ujar Jokowi dalam keterangannya, Selasa (15/3/2022). 

        Selain menanam pohon, seluruh gubernur juga membawa tanah dan air dari daerahnya untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Negara. 

        Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa simbolisasi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia tersebut merupakan sebuah bentuk kebinekaan yang dimiliki Indonesia. Selain itu, juga merupakan lambang persatuan erat seluruh bangsa Indonesia. 

        "Ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini. Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, swasta, dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud," jelasnya. 

        Baca Juga: Ajak Menteri Berkemah di Lokasi Titik Nol IKN, Jokowi Malah Iseng Ledekin Sosok Ini

        "Mudah-mudahan kita berdoa semoga hidayah dan barokah dari Allah SWT., memberikan kemudahan dan kelancaran kita dalam membangun Ibu Kota Nusantara ini," tandasnya. 

        Usai penanaman, Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan bahwa IKN menggunakan konsep Green City dan Forest City, yang prinsip utamanya adalah mendesain sesuai kondisi alam. Dimana seluruh prosesnya akan merefleksikan rendah emisi karbon, dan dalam utilitas kotanya menerapkan sirkular ekonomi. 

        “Konsep Forest City pastinya menerapkan kaidah konservasi dan memperhatikan koridor satwa, serta memanfaatkan sumber daya lahan dan air secara terpadu,” ucap Siti Nurbaya.  

        Mendukung pembangunan Green City IKN yang 70% areanya adalah hutan, KLHK tengah membangun persemian Mentawir di dekat kawasan inti IKN seluas 120 hektar, dengan area persemaian dan bangunan sekitar 32,5 hektar. Persemaian ini menggunakan konsep KPBU (Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha), yaitu kerja sama patungan antara KLHK, Kementerian PUPR dan swasta, yang dapat memproduksi bibit 15 – 20 juta per tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: