Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oknum Pendeta Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus, Respons Kemenag Mengejutkan: Gus Menteri Tidak...

        Oknum Pendeta Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus, Respons Kemenag Mengejutkan: Gus Menteri Tidak... Kredit Foto: Youtube/Suara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Beredar sebuah video viral rekaman Pendeta Saifuddin Ibrahim yang mengatakan berulang kali menyampaikan sejumlah hal terkait situasi kehidupan keagamaan di Indonesia kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas.

        Usul 300 Ayat Alquran Dihapus

        Pendeta Saifuddin dalam videonya menyinggung masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya dengan radikalisme, serta usulan menghapus 300 ayat Alquran.

        “Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifuddin Ibrahim,” kata Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi, Thobib Al Asyhar, di Jakarta, Rabu, 16 Maret 2022.

        Menag Tak Pernah Bertemu

        Thobib yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri Agama mengatakan selama ini tidak pernah ada pertemuan resmi antara Gus Menteri dengan Pendeta Saifuddin. Dia juga tidak menemukan dalam buku catatan tamu terkait agenda pertemuan Menag dengan Pendeta Saifuddin.

        Baca Juga: Telak! Sebut NU, Ade Armando Patahkan Argumen Oknum Pendeta yang Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus

        “Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifuddin berulang kali dikatakan ke Menag,” katanya.

        Apa yang Disampaikan Saifuddin Salah

        Thobib menyayangkan statement Pendeta Saifuddin. Ia menilai apa yang disampaikan Pendeta Saifuddin terkait pesantren dan ayat Alquran itu salah.

        “Tidak pada tempatnya Pendeta Saifuddin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu Menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifuddin,” katanya.

        “Gus Menteri bahkan menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritasnya,” lanjutnya.

        Dia juga menilai pernyataan Pendeta Saifuddin tentang ayat-ayat Alquran itu salah. Alquran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci umat lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.

        Gus Menteri, kata Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya. Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifuddin, mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.

        Baca Juga: Investor Hengkang dari Proyek IKN, Rocky Gerung Sentil Luhut: Jokowi Bengong Aja karena Nggak Ngerti

        “Gus Menteri selama ini terus mengajak tokoh agama menjaga kerukunan,” katanya.

        Kemenag Ingin Tingkatkan Kualitas Kerukunan Beragama

        Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Gus Menteri sedang terus berupaya meningkatkan kualitas kerukunan antar umat beragama, antara lain melalui program penguatan moderasi beragama. Statement Pendeta Saifuddin tidak sejalan dengan program Gus Menteri dalam memimpin Kemenag.

        “Saya melihat, apa yang dilakukan Pendeta Saifuddin justru dapat mengganggu kerukunan antar umat dan upaya menguatkan moderasi beragama,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: