Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon mengklarifikasi adanya tuduhan yang mengaitkan dirinya dengan terduga terorisme. Dia juga mengungkit foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tersangka kasus dugaan terorisme Ustaz Ahmad Farid Okbah di Istana.
Hal itu disampaikannya setelah muncul twit dari warganet. Warganet mengunggah foto Fadli bersama terduga teroris yang sudah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca Juga: Dituding Kasih Sumbangan ke Teroris, Fadli Zon Tegas Siapkan Tim Hukum, Mohon Siap-siap!
"Upaya untuk mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka," katanya melalui keterangan pers, Rabu (16/3).
Dirinya menyebut fitnah ini sama seperti yang menyerang Presiden Jokowi. Di mana, Presiden Jokowi pernah menerima dan berfoto dengan Farid Okbah di Istana.
Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020, Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana. Namun, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris pada 16 November 202.
"Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?" tutur Fadli.
Kemudian Fadli memberikan klarifikasi terhadap tudingan dari pendengung yang mengaitkan dirinya dengan terduga teroris.
Pria kelahiran Jakarta itu menerangkan ketika foto diambil, dirinya menjabat Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada 2014-2019.
Fadli mengaku sebagai pimpinan DPR, hampir setiap hari menerima berbagai delegasi hingga puluhan orang.
Menurut dia, delegasi masyarakat yang diterimanya mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.
"Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apa pun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," tutur dia.
Alumnus Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu menuturkan ada rekan sesama pimpinan DPR Fahri Hamzah, ketika foto diambil pada 28 Mei 2015.
Baca Juga: Giliran Fadli Zon Semprot Luhut yang Ogah Buka Big Data, Diminta Jangan Lawan Konstitusi
Fadli dan Fahri ketika itu menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustaz Bachtiar Nasir (UBN).
FIPS, kata Fadli, kala itu menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia.
"Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang," terangnya.
Baca Juga: Bawa-bawa Kasus Anaknya Jokowi, Respons Gus Nur Menggelegar Soal Pendeta Minta Hapus Ayat, Simak!
Perwakilan delegasi dari FIPS yang dipimpin Bachtiar Nasir lantas meminta Fadli dan Fahri, sebagai representasi pimpinan wakil rakyat, untuk secara simbolis menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada FIPS.
"Penyerahan bantuan simbolis ini diabadikan oleh para wartawan yang hadir," tutur Fadli.
Legislator Daerah Pemilihan V Jawa Barat itu menekankan dana sebesar USD 20 ribu yang diserahkan kepada FIPS, sebenarnya dikumpulkan oleh lembaga tersebut dari masyarakat Indonesia.
"Bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah," tutur Fadli.
Fadli mengaku bersama Fahri hanya mengenal tiga dari puluhan delegasi FIPS yang datang menemuinya pada 28 Mei 2015.
Adapun, ketiga yaitu Ustaz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan.
Fadli punya alasan kuat menerima perwakilan delegasi FIPS. Sebab, FIPS pada 21 Mei 2015, telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri.
"Kementerian Luar Negeri menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan," tutur dia.
Fadli mengatakan sengaja memberi klarifikasi setelah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikkan dukungan dirinya terhadap aksi kemanusiaan seolah membantu terorisme.
Baca Juga: Heboh Minta 300 Ayat Alqur'an Dihapus, Pendeta Saifudin Kini Malah Nantangin Mahfud MD Duel Carok
"Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali," beber Fadli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: