PT PLN (Persero) memastikan siap mendukung masifnya kendaraan listrik di Indonesia atas dampak dari dibangunya pabrik mobil listrik pertama di Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan masifnya kendaraan listrik maka target net zero emission pada 2060 bisa tercapai.
Baca Juga: Percepat Transisi ke Energi Hijau, PLN Mulai Garap Battery Energy Storage System
"Kami PLN tentu saja mendukung penuh dan berperan aktif dalam membangun ekosistem kendaraan listrik. Mulai dari infrastruktur listrik, pasokan hingga membuat ekosistem tersebut," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (17/3/2022).
Darmawan mengatakan, saat ini PLN telah melakukan banyak hal dalam mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan. Mulai dari masifnya pembangunan pembangkit EBT yang tertuang dalam RUPTL juga beberapa program seperti dedieselisasi PLTD, retirement PLTU sampai pada program co-firing di PLTU.
"Kami berharap dengan masifnya kendaraan listrik maka pengurangan emisi di sektor transportasi bisa tercapai. Karena pengurangan emisi tidak hanya dari sektor kelistrikan tetapi juga transportasi," ujarnya.
Untuk mendukung rencana tersebut, PLN menargetkan ada 24.720 titik stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk kendaraan listrik hingga 2030 mendatang.
"Saat ini total SPKLU yang ada di Indonesia sebanyak 267 unit di 195 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia," ungkapnya.
PLN juga memberikan bundling insentif bagi para pemilik kendaraan listrik berupa diskon tambah daya dan pemasangan home charging station secara gratis.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo telah meresmikan pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Hyundai Motor dan menjadi pabrik mobil listrik pertama yang hadir di Tanah Air.
Presiden Jokowi mengatakan kedepan kendaraan listrik harus menjadi moda transportasi utama negara Indonesia. Melalui peresmian pabrik mobil listrik ini, diharapkan bisa mendorong pengembangan mobil listrik di Indonesia.
"Ini momen yang saya tunggu-tunggu, karena kita ingin segera melakukan transisi besar-besaran dari mobil yang berbahan bakar fosil menjadi mobil listrik yang ramah lingkungan" ujar Jokowi.
Bukan hanya itu, Jokowi mengatakan Indonesia juga akan memulai pembentukan pabrik battery cell pada tahun ini. Dengan adanya pabrik baterai mobil listrik, maka Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri dan ekosistem kendaraan listrik.
"Kita punya nikel, cobalt dan bauksit yang semua merupakan komponen utama battery cell dan kendaraan listrik. Ini 2022 jadi momen penting pengembangan baterai litium," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq