Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kini Punya Ratusan Outlet, CEO Jiwa Group Ternyata Awalnya Penggemar Kopi Lokal

        Kini Punya Ratusan Outlet, CEO Jiwa Group Ternyata Awalnya Penggemar Kopi Lokal Kredit Foto: Nuzulia Nur Rahma
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama secara resmi telah memberikan sertifikasi halal Grade A kepada seluruh outlet Jiwa Group yang tersebar di seluruh Indonesia.

        Dalam acara yang diselenggarakan di salah satu outlet, yaitu di Janji Jiwa X Kemang 10, Jakarta Selatan, pada Kamis siang (10/3) sertifikasi ini sekaligus menjadi tanda bahwa Jiwa Group telah mengimplementasikan dan menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) dengan kategori penilaian Sangat Baik. Tiga merek dagang terkenal di bawah naungan Jiwa Group, yang mendapat sertifikasi yaitu Janji Jiwa, Jiwa Toast, dan Jiwa Tea.

        Lantas bagaimanakah perjalanan Jiwa Grup hingga bisa mempunyai ratusan cabang hingga mendapat sertifikasi halal? Berikut kutipan wawancara yang dilakukan tim Warta Ekonomi bersama Billy Kurniawan selaku CEO & Founder Jiwa Group.

        Baca Juga: Perkenalkan CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, Mantan Medrep yang Sukses Bikin Startup

        Boleh tahu bagaimana proses sampai jiwa grup kini mendapatkan sertifikat halal? 

        Dari awal, kami memang membuat suatu bisnis modal di mana kami adalah salah satu grup brand coffee chain. Kami adalah perusahaan kopi lokal Indonesia dan juga menghadirkan kopi asli dari Indonesia.

        Kami mempunyai habit bisnis modal di mana memiliki kemitraan dan mempunyai tokoh-tokoh yang memang di-upgrade dari perusahaan sendiri. Nah ketika kami memulai ini kami mulai banyak fokuskan kepada mitra dan begitu mereka mempunyai hyperlocal expertise, jadi mereka mempunyai lokal strategi dari lokasi yang ada di daerah mereka dan juga mempunyai marketing lokal dari komunitas mereka.

        Hal itu menjadi salah satu strategi awal di mana kami bisa berekspansi dengan cepat. Di samping itu, kami juga berusahamembangun relasi dan membangun kepercayaan karena dengan mitra-mitra tersebut kita bisa membuka dua hingga tiga partner store dengan mereka.

        Nah, jadi dengan strategi itu kami juga berkembang dari pusat untuk membangun tokoh-tokoh spesialis seperti ini dan banyaknya lagi toko-toko lain yang dimiliki oleh kami sendiri. Dengan strategi seperti itu, kami bisa berkembang sampai titik saat ini.

        Setelah mendapat sertifikat halal ini apa langkah Anda selanjutnya untuk Jiwa Grup agar dapat mengembangkan usaha?

        Dengan hal ini mungkin yang kami akan berfokus pada penyajian produk kopi dan teh hingga toast semuanya halal. Tapi, di balik itu semua kami mempunyai produksi roti dan mempunyai produksi kopi walaupun tidak besar, tapi kami memastikan itu juga dilakukan sertifikasi halal di sana juga. 

        Jadi, tidak hanya produk yang minuman saja tapi dari asal muasalnya kami pastikan semuanya dalam proses baik. Ke depannya kami ingin ini berhubungan dengan keamanan mutu pangan. Jadi ke depan itu kami pastikan juga bisa mendapatkan semacam ISO internasional standar ACP dan lainnya di fasilitas-fasilitas kami.

        Untuk ke depannya kami berharap dengan segala terstandardisasi ini bisa memberikan ketenangan lagi kepada customer dan satu sisi lagi kami ingin membuat suatu brand lokal yang memang mempunyai profesionalisme bukan hanya eksis saja saat ini tapi nanti dua tahun lagi sudah hilang. Kami tidak ingin seperti itu, tapi kami ingin punya gol ke depannya.

        Kopi Janji Jiwa kan sudah terkenal di seluruh Indonesia. Dan tentunya bahan baku utama adalah kopi. Boleh tahu bagaimana Anda sebagai CEO turut menyejahterakan petani kopi? 

        Mungkin ini tidak bisa dibilang PR-nya hanya untuk kami saja ya sebagai pemain ritel, tapi ini berhubungan dengan banyak stakeholder. Kalau kami menjawab pertanyaan tadi karena banyak sekali berhubungan dengan lapangan, berhubungan juga dengan proses yang ada dari hulu sampai ke hilir. 

        Kami kebetulan sendiri adalah salah satu member dari Asosiasi Kopi di Indonesia. Di sana kami melakukan semua proses yang sesuai dengan standarnya, di mana juga kami sekarang yang dilakukan adalah memastikan pembelian yang kami lakukan semuanya ada kompetensinya. Jadi, itu yang kami lakukan.

        Untuk ke depannya kami berharap juga untuk bisa mengembangkan lagi perishability system di mana ketika kami memproduksi kopi dari Janji Jiwa dan kami bisa tahu perjalanan distribusinya di Indonesia. 

        Waktu memulai Janji Jiwa kan produk kopi sebenarnya bukan hal asing, dan punya banyak penggemar dari brand lain. Nah saat itu bagaimana Anda memperkenalkan produk Anda pada masyarakat?

        Sebenarnya kalau bisa dibilang waktu itu punya tantangan sendiri, tapi karena memang dalam prosesnya saya memang suka kopi dari awal. Kebetulan saya suka kopi dari Gayo, Toraja, dan lainnya berbagai macam varian gitu. Itu menarik buat saya dan ketika saya masuk ke dalam segmen bisnis coffee shop sebenarnya saya lebih melakukan apa yang saya sukai, tetapi ketika dengan pengalaman dan berusaha akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk.

        Karena kan tidak mungkin ya bisa masuk dalam suatu industri dengan buta, jadi untuk itu kami melakukan juga studi bagaimana caranya kami bisa bertahan meski banyak pemain yang sudah existing tapi bagaimana juga kami bisa bertahan dan bersaing dengan secara sehat gitu.

        Di sinilah kami muncul dengan strategi-strategi yang sudah saya sebut di awal di mana kami mencoba melakukan bisnis modal dan memastikan bisa dekat dengan para konsumen kami yang hanya 10 sampai 20 menit, produk bisa sampai ke tangan mereka. Begitu kami memerlukan banyak cabang di mana dengan banyak cabang kami juga bisa gunakan produk organik dan juga modalnya dari diri sendiri.

        Waktu itu saja ini salah satu yang kami lakukan adalah mempunyai banyak mitra partner. Di situ kami kembangkan dan ternyata strategi tersebut bisa mengguncang pasar. Tadinya memang kami hanya tidak tahu bahwa animo masyarakat setinggi ini, tapi ternyata dengan strategi ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang lumayan luar biasa buat Janji Jiwa sendiri.

        Jiwa Grup sendiri kan adalah perusahaan asal Indonesia yang sudah mendapatkan banyak penggemar. Apakah ke depannya Jiwa Grup akan membuat menu yang khas Indonesia?

        Dari Jiwa Grup sendiri kami sebenarnya baru launching beef rendang dan tuna lado mudo. Itu salah satu yang kami mencoba untuk memberikan flavor Indonesia di sana. Kemarin itu kami mengeluarkan banyak produk khas Indonesia, ada Sugeng, susu gembira lebih ke arah soda gembira tapi tidak pakai soda, kami memang mencoba untuk memperkenalkan banyaknya rasa dengan khas budaya seperti itu, tapi kan di satu sisi kami juga harus menjadi kreatif, jadi apa bedanya saya minum soda gembira di warung dengan di Janji Jiwa? Apa bedanya? Di sinilah kami harus menjanjikan sesuatu hal yang lebih kreatif lagi, jadi Indonesian flavor-nya yang kami selalu mencoba untuk menyajikan seperti itu.

        Kalau boleh tahu saat ini bagaimana perkembangan app Jiwa+ menurut data Jiwa Grup?

        Untuk aplikasi ini memang sekarang kami sedang mengembangkan dan memperbaiki. Mungkin dari pengguna sendiri merasakan sekarang belum maksimal, ini yang sedang kami perbaiki terus. Jadi, untuk data sendiri kami sudah mempunyai sekitar 1000++ outlet di JIWA+ dengan 400.000++ pengguna JIWA+. Tapi, kami mempunyai return customer-lah tapi salah satu hal yang saya pastikan adalah memperbaiki experience yang ada di aplikasi itu sendiri.

        Di akhir tahun ini akan ada banyak fitur tambahan yang akan hadir. Sedangkan, untuk promo dan bundle sendiri adalah salah satu cara untuk memberikan nilai tambah kepada para teman sejiwa yang menggunakan aplikasi tersebut. Karena di satu sisi, adanya loyalty point ini yang menyebabkan brand loyalty terjadi dan juga kami yang berinteraksi langsung dengan user tersebut di sana.

        Anda adalah salah satu pengusaha serta pemimpin dari salah satu perusahaan besar dan sukses. Boleh minta pendapatnya dan tips untuk para calon pengusaha F&B di Indonesia?

        Dari saya sendiri, satu adalah fokus karena ketika kita mulai suatu bisnis memang banyak sekali challenge yang ada, dan tidak semuanya berjalan mulus, tapi tetap fokus dan percaya saja pada apa yang kita kerjakan jadi poin penting. Banyak orang sekarang memikirkan sukses itu instan, tapi ternyata perlu pengorbanan. Jadi, fokus itu penting sekali dan agar kita tidak lari ke kiri dan ke kanan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: