Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanggapan Lantang Persekutuan Gereja Soal Pendeta Saifuddin, Simak!

        Tanggapan Lantang Persekutuan Gereja Soal Pendeta Saifuddin, Simak! Kredit Foto: Youtube/Suara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) angkat bicara mengenai pernyataan kontroversial Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus atau mencabut 300 ayat Al-Quran.

        “Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan ke PGI terkait pernyataan yang meminta agar Menag mencabut 300 ayat dalam Alquran, MPH-PGI merasa perlu memberikan beberapa penjelasan,” ujar Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/3/2022).

        Baca Juga: Soal Pendeta Saifuddin, Ancaman PA 212 Gak Main-main: Polisi Harus Kejar dan Tangkap Sebeleum...

        Jeirry menyampaikan pernyataan pendeta tersebut bersifat pribadi dan tidak ada hubungannya dengan PGI dan gereja-gereja pada umumnya di Indonesia. Karena itu, PGI meminta kepada masyarakat Indonesia agar tidak menganggap pernyataan tersebut sebagai sikap komunitas Kristen.  

        “PGI memohon agar masyarakat tidak terjebak untuk menggeneralisasi sikap dan pandangan pribadi sebagai sikap komunitas Kristen. Kekristenan tidak mengajarkan jalan kebencian ataupun sikap membalas dendam,” ucap dia.

        Menurut dia, PGI berharap agar semua pihak berhati-hati dan bijak dalam menyikapi pernyataan provokatif yang bisa saja dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan merusak kerukunan antarumat beragama dan masyarakat.

        Selain itu, PGI juga meminta agar polemik ini tidak lagi dilanjutkan dan disebarluaskan melalui berbagai media sebab tidak membawa manfaat positif. “PGI meminta semua pihak untuk menghentikan ujaran dan tindakan yang saling melecehkan ajaran agama dan kepercayaan lain, serta memprovokasi kebencian antargolongan,” kata Jeirry.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: