Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menko PMK Ingatkan Pendidikan Calon Pengantin Penting untuk Cegah Stunting di Indonesia

        Menko PMK Ingatkan Pendidikan Calon Pengantin Penting untuk Cegah Stunting di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan, pendidikan calon pengantin (catin) sangat penting untuk dilakukan. Langkah ini guna menekan angka stunting dan mencetak generasi emas Indonesia tahun 2045.

        Intervensi pada catin menurut Muhadjir sangat penting sebagai upaya preventif mencegah bayi stunting. Upaya itu dilakukan dengan pendidikan catin yang ditindaklanjuti pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada catin.

        Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Cek Progres Penanganan Pascabencana Tsunami di Kota Palu yang Capai 75%

        "Karena puncak usia produktif 2045 ditentukan oleh anak yang lahir di tahun ini, kita harus tangani sungguh-sungguh," ungkapnya saat mengisi Dialog Percepatan Penurunan Stunting di Gedung Diklat BKKBN Kabupaten Malang, Minggu (20/3/2022).

        Muhadjir mengatakan, ada tiga bekal yang harus dipersiapkan oleh calon pengantin, yaitu kesehatan reproduksi, kesehatan keluarga dan cara hidup berkeluarga, serta ekonomi keluarga. Selain itu, pendidikan dan kesehatan juga harus lebih baik.

        "Kalau anak sudah kita selamatkan dari stunting, dididik dengan baik dan kesehatan yang baik, akan menjadi anak yang produktif yang berguna, khususnya untuk kepentingan negara," ungkapnya.

        Menko PMK menambahkan, jika stunting tidak ditangani dengan sungguh-sungguh, masa bonus demografi akan terlewat dan Indonesia akan sulit untuk mencapai generasi emas 2045. "Mereka yang terkena stunting, intervensi setelah usia itu, apapun bentuknya tidak akan optimal. Maka itu, stunting sangat vital untuk pembangunan Indonesia," tegasnya.

        Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, selain pendidikan catin, penguasaan lapangan juga penting baik dari pendamping keluarga maupun pihak terkait.

        "Dalam penanganan stunting mencapai angka 14 persen secara nasional, yang paling penting adalah penguasaan lapangan. Yakni, data realitas jangan ada yang disembunyikan," ungkapnya.

        Hal itu dinilai menjadi sasaran konvergensi sumber daya di kabupaten atau kota. Jika penurunan stunting meningkat, SDM Indonesia akan makin membaik. Adapun saat ini prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 27,6 persen menjadi 24,6 persen.

        Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menargetkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Untuk mengejar target itu, penanganan stunting pada 2 tahun ke depan harus turun sebesar 3 sampai 3,5 persen per tahun.

        Dalam dialog tersebut turut hadir, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Sekretaris Perwakilan BKKBN Jawa Timur Nyigit Widi Amini, Pengarah Konsorsium Perguruan Tinggi Jawa Timur Sri Sumarmi, Koordinator Konsorsium Perguruan Tinggi Jawa Timur Sri Rahayu.

        Hadir juga PIC Konsorsium Perguruan Tingfi Jatim, Kepala DPPKB Kab. Malang, Kadinkes Kab. Malang, Kepala Bappeda Kab. Malang, Kepala BKAD Kab. Malang, serta Pendamping Keluarga dan Catin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: