Hasil Riset Terbaru AWS, 98% Pekerja Indonesia Butuh Peningkatan Kecakapan Digital
Hari ini, Rabu (23/03) Amazon Web Services (AWS), anak perusahaan Amazon.com, merilis hasil riset terbaru mengenai tingginya kebutuhan pelatihan untuk peningkatan kecakapan digital yang didorong akibat terjadinya pandemi.
Melansir dari siaran resminya, sebanyak 98% pekerja di Indonesia menyampaikan bahwa mereka butuh untuk meningkatkan kapasitas di bidang digital, terutama dalam penerapan teknologi-teknologi digital mutakhir dalam tugas sehari-hari mereka sehingga mampu beradaptasi dengan dinamika baru yang terjadi di dunia kerja yang tercetus akibat pandemi global Covid-19.
Baca Juga: Teknologi Digital sebagai Solusi Komunikasi, PT MII dan PT Metrodata Electronics Kenalkan HMDOW
Dalam laporan ini disebutkan pula bahwa di tahun depan, diproyeksikan akan ada peningkatan sebanyak 17,2 juta karyawan di Indonesia yang butuh mengikuti pelatihan digital untuk mendukung kinerja mereka. Angka ini setara dengan 13% dari seluruh jumlah angkatan kerja di Indonesia.
Namun demikian, hanya 36% perusahaan di Indonesia yang sudah siap menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan. Ini tentu akan berdampak pada daya saing perusahaan, terutama dengan tingkat produktivitas, inovasi, serta loyalitas karyawan di perusahaan-perusahaan tersebut.
Laporan bertajuk AWS Building Skills for the Changing Workforce yang disiapkan oleh firma konsultan strategis dan ekonomi AlphaBeta, atas dukungan AWS, disusun berdasarkan pada hasil survei yang menyasar 1.035 karyawan berkecakapan digital, baik yang berkecimpung di bidang teknologi maupun nonteknologi, serta 300 orang berstatus sebagai pemberi kerja yang mewakili organisasi atau perusahaan di Indonesia yang berasal dari sektor publik, swasta, maupun nirlaba dalam skala organisasi yang beragam.
Menurut hasil riset, beragam pelatihan untuk peningkatan kecakapan, seperti dalam menggunakan peranti-peranti berbasis cloud, seperti pengembang, software komunikasi berbasis cloud, software akuntansi, maupun software customer relationship management (CRM), akan menjadi yang paling banyak diminati nantinya di tahun 2025, menyusul kemudian kecakapan di bidang keamanan siber.
Sementara, program peningkatan kecakapan di bidang komputasi cloud level atas, kemampuan untuk memigrasikan fasilitas on-premises ke cloud, serta perancangan arsitektur cloud akan masuk ke dalam 10 besar jenis kecakapan digital yang paling banyak diminati di Indonesia.
Dijelaskan juga 76% dari kalangan pekerja di Indonesia sadar akan perlunya mengikuti pelatihan kecakapan cloud di 2025 untuk meningkatkan jenjang karier mereka. Lebih lanjut, dari kalangan tersebut, sebanyak 60% mengatakan bahwa mereka butuh mempelajari tentang pengoperasian peranti-peranti berbasis cloud di tempat kerja.
Sementara, 29% kalangan pekerja juga merasa bahwa nanti mereka perlu mengikuti pelatihan dalam melakukan migrasi fasilitas-fasilitas on-premises ke cloud dan 16% dari mereka perlu mengasah kecakapan dalam merancang arsitektur cloud. Riset ini juga memprediksikan bahwa jenis kecakapan lain, seperti di bidang cloud level atas, seperti machine learning, akan banyak dibutuhkan di sektor industri kesehatan, pertanian, fintech, media, bahkan hingga hiburan.
Genevieve Lim, Direktur AlphaBeta untuk wilayah Asia Pasifik (APAC) menyampaikan, kebutuhan untuk peningkatan kecakapan digital mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laporan ini menunjukkan bahwa terjadinya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi munculnya kebutuhan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi pekerja dari kalangan teknologi maupun nonteknologi di Indonesia.
"Bertransisi menuju ke perekonomian digital-first menjadi kunci dalam upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, sekaligus membangun fondasi perekonomian yang makin kuat di masa depan. Ini tentu perlu kolaborasi dan peran serta dari pemerintah bersama-sama dengan kalangan perusahaan, karyawan, penyelenggara pelatihan dalam turut mendukung terpenuhinya kebutuhan penyelenggaraan pelatihan digital yang terus meningkat saat ini," jelasnya.
Guna menyiapkan profesional masa depan yang tengah meniti awal kariernya di bidang cloud, serta dalam membangun kerangka program pengembangan SDM dalam memasuki dunia kerja baru, Peter Moore, Regional Managing Director of AWS Worldwide Public Sector in APJAWS, Peter Moore mengatakan AWS sendiri telah berkolaborasi dengan sejumlah institusi pendidikan tinggi, lembaga nirlaba, lembaga pengembangan kualitas SDM, pemerintah, hingga organisasi perusahaan.
"Sejak pandemi melanda, kami melihat banyak organisasi dari berbagai skala industri gencar dalam memacu terwujudnya transformasi digital dari yang semula direncanakan akan selesai dalam waktu tahunan. Ini mendorong meningkatnya kebutuhan untuk peningkatan kecakapan di bidang komputasi cloud, keamanan siber, dan machine learning, baik bagi pihak pemberi kerja maupun karyawan," ucap Peter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: