Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mayat di Mana-Mana, Rusia Sebut Bucha Panggung Sandiwara Amerika

        Mayat di Mana-Mana, Rusia Sebut Bucha Panggung Sandiwara  Amerika Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Ketua Duma, majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan pada Selasa bahwa pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah bagian dari tindakan curang Barat untuk mendiskreditkan Rusia.

        "Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Vyacheslav Volodin.

        Baca Juga: Apa Benar Konflik Rusia dan Ukraina dapat Memberikan Dampak Positif Bagi Indonesia?

        "Washington dan Brussels penulis skenario dan sutradaranya, dan Kiev adalah aktor-aktornya," kata Volodin.

        "Tidak ada fakta, hanya kebohongan."

        Sejak pasukan Rusia ditarik mundur dari kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pekan lalu, tentara Ukraina telah memperlihatkan kepada wartawan mayat-mayat yang mereka sebut sebagai warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang dibakar. Rusia membantah semua tuduhan itu.

        Wali Kota Bucha pada Minggu mengatakan 300 warganya telah tewas selama kotanya diduduki oleh Rusia.

        kota yang berjarak hanya 37 km dari ibu kota Kiev itu wartawan Reuters melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan. Tangan dan kaki para korban tewas menyembul dari liang kuburan massal yang masih terbuka di halaman sebuah gereja.

        Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan jumlah korban yang ditemukan mungkin akan bertambah.

        Presiden AS Joe Biden mendesak sebuah pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Baca Juga: Percayalah, Jerman Tak Akan Berani Bikin Rusia Marah, Ini Buktinya AS, Jerman dan Prancis juga mengancam Moskow dengan sanksi-sanksi baru.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: