Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'TNI itu Trauma'

        'TNI itu Trauma' Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar Universitas Pertahanan Profesor Salim Said mengomentari pernyataan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang mengatakan bahwa keturunan eks Partai Komunis Indonesia (PKI) diijinkan untuk masuk jadi anggota TNI.

        Menurut Salim, dulu TNI atau sebelumnya disebut Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sangat anti komunis.

        Bahkan ada kebijakan "Bersih Lingkungan", di mana ABRI mewajibkan anggotanya tidak boleh mempunyai gen atau keturunan PKI dari lingkungan keluarganya.

        "Iya dulu begitu alerginya TNI atau ABRI terhadap PKI, anak-anak PKI pun tidak mungkin masuk menjadi anggota ABRI atau anggota TNI. Dulu namanya "Bersih Lingkungan", pernah kejadian ada tentara perwira yang sudah diterima masuk ke dalam TNI, karena ketahuan bahwa dia tidak bersih lingkungan artinya dia mempunyai keluarga dekat yang anggota PKI, kemudian dia dikeluarkan," kata Salim Said dikutip dari Karni Ilyas Klub.

        Salim Said yang merupakan peneliti sejarah dan alumni Kajian Sejarah Indonesia dari Ohio State University itu menguraikan perspektif sejarah kenapa TNI sangat antiPKI.

        Menurutnya, TNI mempunyai trauma yang sangat dalam terhadap PKI karena sejumlah perwira tinggi dibunuh oleh petinggi (CC Politbiro) PKI dalam peristiwa G30S atau Gestapu.

        "Saya bisa menjelaskan bahwa trauma terhadap terbunuhnya sejumlah perwira tinggi oleh orang-orang gestapu itu sangat menciptakan Trauma di kalangan ABRI sehingga mereka menjaga jangan sampai anak-anak keluarga PKI itu masuk ke dalam ABRI," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: