Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM26 per ton atau turun 0,44 persen menjadi RM5.886 (US$1.395,61) per ton selama awal perdagangan, turun untuk dua hari berturut-turut.
Dalam sebuah jejak pendapat yang dirilis Reuters, pada Senin (4/4/2022), memperkirakan produksi minyak sawit periode Maret 2022 meningkat 16,4 persen dari periode sebelumnya menjadi 1,32 juta ton, tetapi hal tersebut juga akan diimbangi oleh ekspor yang lebih kuat. Sementara stok di akhir bulan tercatat 0,5 persen lebih tinggi menjadi sekitar 1,53 juta ton.
Baca Juga: Adanya Konflik Rusia – Ukraina, Minyak Sawit Makin Merajalela
Harga minyak mentah kembali menurun setelah sebelumnya melorot 5 persen dan menjadi harga terendah selama tiga minggu. Hal ini terjadi setelah negara-negara konsumen mengumumkan pelepasan besar minyak dari cadangan darurat untuk mengimbangi pasokan yang terhenti dari Rusia.
Melansir laman InfoSAWIT pada Jum’at (8/4), harga minyak mentah di Bursa Berjangka yang lebih lemah membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Kontrak kedelai teraktif Dalian DBYcv1 naik 1,3 persen; sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,9 persen; dan harga kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,4 persen. Analis teknis Reuters Wang Tao, memperkirakan harga minyak kelapa sawit akan melorot ke kisaran RM5.606 hingga RM5.744 ringgit per ton.
“Adanya peningkatan produksi minyak sawit yang lebih besar akan membuat volume stok meninggi, keadaan ini bisa menekan harga,” seperti dicatat dari laman InfoSAWIT.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar