Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mantan Dubes RI Dukung Penuh Pengembalian Aset-Aset Milik Sultan Hamengkubuwono II

        Mantan Dubes RI Dukung Penuh Pengembalian Aset-Aset Milik Sultan Hamengkubuwono II Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) periode 2004-2007, Prof Makarim Wibisono mendukung langkah pengembalian aset-aset dan 7.500 manuskrip milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang saat ini berada Inggris. Manuskrip tersebut dibutuhkan dalam rangka memperkuat pengusulan Sri Sultan Hamengkubuwono II sebagai pahlawan nasional. 

        Prof Makarim Wibisono juga berharap Pemerintah khususnya Menteri Luar Negeri dapat segera membicarakan hal ini dengan Inggris. "Pengembalian manuskrip ini justru bisa memperkuat hubungan kerjasama antara kedua negara, antara Indonesia dan Inggris," tegasnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/4/2022).

        Baca Juga: Dubes Fadjroel Serahkan Keketuaan Nur-Sultan ASEAN Committee (NAC) dari Indonesia ke Vietnam

        "Mansukrip tersebut adalah data-data sejarah milik keraton Yogyakarta khususnya Sri Sultan Hamengkubuwono II. Menjadi hal yang sangat baik jika Inggris mau menyerahkan manuskrip tersebut," harapnya.

        Sementara itu keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II, Fadjar Bagoes Poetranto mengatakan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan kementerian luar negeri dalam rangka pengembalian aset Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah oleh Inggris.

        "Kami meminta kepada Inggris untuk mengembalikan 7.500 manuskrip asli dan aset-aset milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah Inggris pada peristiwa Geger Sepehi  tahun 1812. Manuskrip-manuskrip tersebut berada di perpustakaan dan musium di Inggris," tegasnya.

        Fadjar Bagoes Poetranto juga berharap manuskrip dan aset-aset tersebut dapat segera dikembalikan ke pihak keluarga Sri Sultan Hamengkubuwono II.

        "Manuskrip-manuskrip tersebut dibutuhkan agar rakyat Indonesia dapat mengetahui sejarah perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono II untuk melawan penjajahan asing. Selain itu, manuskrip ini juga diperlukan untuk pengusulan eyang kami, Sri Sultan Hamengkubuwono II sebagai pahlawan nasional," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: