- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Menteri LHK & Trenggono Sebut Blue Carbon Jadi Strategi Penurunan Emisi Penuhi target NDC di 2030
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono sepakat pengelolaan pembangunan kelautan berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek ekosistem pesisir-laut adalah kunci untuk dapat mengakomodasi kegiatan pengelolaan ecosystem service secara lengkap dan berkelanjutan.
Menteri LHK Siti Nurbaya sebelumnya menyebutkan Blue Carbon menjadi salah satu strategi penurunan emisi untuk memenuhi target NDC di tahun 2030 dalam memerangi perubahan iklim.
Sebagaimana diketahui, negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, di mana memiliki luas kawasan mangrove 3.2 juta ha dan luas padang lamun kurang lebih 3 juta ha yang berpotensi menyimpan hingga 17% dari cadangan Blue Carbon dunia sehingga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengurangi perubahan iklim.
Baca Juga: Menteri LHK Ajak Seluruh Jajaran Program Prioritas Nasional
Siti menyatakan pihaknya akan mengeksplorasi untuk blue carbon. Hal ini dimaksudkan untuk semakin memperkuat bagaimana kontribusi Indonesia dalam penurunan emisi karbon.
"KLHK sudah menyiapkan untuk forest dan daratan bersama Kementerian Pertanian dan lain-lain, tapi ada yang jauh lebih potensial dan sangat penting yaitu dari sektor pesisir dan kelautan. Saya bersama Pak Menteri, saya bersyukur kita bisa berjalan bersama dan ada target yang ingin kita selesaikan sampai pada bulan Juni," kata Siti di sela Workshop Blue Carbon Dalam Pembangunan Blue Economy dan Pencapaian Target NDC, Senin (18/4/2022).
Hal senada juga disampaikan Menteri KKP Trenggono. Ia menyebut pihaknya berkomiten untuk berkontribusi dalam menjaga ekosistem alam dengan memanfaatlan Blue Carbon.
Baca Juga: KLHK: Luas Areal Penghentian Pemberian Izin Bertambah 372.417 Ha pada PIPPIB 2022 Periode I
"Kita memang harus saling support bersama, untuk menjaga ekosistem alam, jadi kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mana ekologi harus dijaga tapi di sisi lain ekonomi harus tumbuh dan berkembang. Karena pertumbuhan manusia juga terus meningkat, khusus Indonesia akan semakin meningkat, jadi di laut kami yakini itu lebih besar dari pada di darat (dalam menyerap karbon)," ungkap Trenggono.
Trenggono menyampaikan, bersama menteri LHK, pihaknya akan membuat satu terobosan baru melalui FGD sehingga bisa didapatkan rumusan yang siginifikan.
"Jadi, salah satu contoh sedang dalam pembahasan adalah bagaimana merestorasi mangrove, sisi lain adalah ruang konservasi di laut yang sangat terjaga dan tidak bisa disentuh oleh aktivitas umat manusia," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas