Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar menyoroti kasus penganiayaan yang dialami pegiat sosial Ade Armando dalam aksi demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, pada pekan lalu.
Gus Muhaimin mengatakan, peristiwa penganiayaan yang dialami Ade Armando bukanlah peristiwa personal biasa. Kasus penganiayaan tersebut menunjukkan bahwa masih ada luka yang mendalam di antara perbedaan politik bangsa ini.
”Ini harus dibuka dan dibicarakan sehingga tidak menyisakan apapun di kemudian hari, dan PMII harus menjadi penengah kawah candradimuka pemikiran maupun dialog yang bebas dan terbuka agar bangsa ini menyatu, kuat, kokoh dan maju di masa-masa akan datang,” ujar Gus Muhaimin saat menjadi pembicara pada Puncak Peringatan Harlah ke-62 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jakarta, Senin (18/4/2022).
Gus Muhaimin yang juga Ketua Majelis Pembina Nasional PB PMII menilai, Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai satu lembaga yang bertanggungjawab dalam menyatukan bangsa melalui satu dialog yang jujur, terbuka, efektif sejauh ini belum berjalan maksimal.
”Ini terbukti api dalam sekam masih terjadi. Ada yang paling merasa Islam, tapi sebetulnya bodoh, yang paling merasa nasionalis, tetapi menyatakan nasionalismenya dengan cara yang menyakiti saudaranya. Ini terjadi. BPIP harus menjadi penjembatan dialog yang terbuka. Kalau tidak bisa juga, saya yakin PMII bisa menjadi jembatan,” tuturnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, kondisi seperti saat ini tidak bisa dibiarkan terus menerus. Sebab, bisa jadi saat ini seolah kondisi baik-baik saja, tapi 10 hingga 15tahun yang akan datang, belum tentu kondisi bangsa ini akan tetap baik-baik saja jika ”bara api” akibat perbedaan pandangan politik ini tidak kunjung dipadamkan.
”Dan ketika itu terjadi, Anda semua (kader PMII) menjadi pemimpin yang menangkap sisa-sisa, residu dari sejak 10 tahun lalu,” urainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: