Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        GAPKI Jabarkan Challenges yang Dihadapi Sawit Indonesia Saat Ini

        GAPKI Jabarkan Challenges yang Dihadapi Sawit Indonesia Saat Ini Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono meminta industri hulu dan hilir kelapa sawit tetap kompak dalam menghapi tantangan global maupun dalam negeri.

        "Sawit Indonesia menghadapi tantangan (challenging). Oleh karena itu, hal yang sangat penting adalah kita saling memberikan informasi dan pemahaman supaya situasi atau kondisi yang challenging ini dapat diminimalisir dengan baik," ungkap Joko dalam acara Buka Puasa Bersama GAPKI, Rabu (20/4/2022).

        Lebih lanjut dikatakan Joko, pihaknya tidak terlalu senang dengan kondisi industri sawit saat ini karena eksesnya bisa berdampak kemana-mana. 

        Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik, Minyak Sawit Lebih Menarik untuk Dibeli

        "Situasi global memang harga komoditas sekarang naik, termasuk minyak nabati tak terkecuali minyak sawit tentu karena aspek supply and demand," ujar Joko.

        Harga minyak sawit yang tinggi, ungkap Joko, terjadi karena supply yang ketat sebagai akibat dari faktor kegagalan panen dan perang Rusia Ukraina. 

        "Ternyata sawit Indonesia juga berkontribusi dan tidak terlalu excellence, antara suplai minyak nabati global mengalami pengetatan termasuk minyak sawit Indonesia. Jika produksi minyak sawit Indonesia produksinya melimpah ruah, itu masih mending. Meski di pasar global supply-nya ketat, ternyata sawit Indonesia juga tidak seperti yang diharapkan," ungkapnya.

        Baca Juga: Riset Palm Oil Indonesia: Sinar Matahari Dipanen dengan Baik oleh Kebun Sawit

        Berdasarkan data GAPKI, pada Januari-Februari 2022, produksi minyak sawit mengalami penurunan. Kondisi ini juga turut berdampak pada penurunan ekspor dan diperkirakan pada beberapa bulan ke depan juga akan menghadapi situasi yang hampir sama. 

        "Kelangkaan minyak goreng juga sebagai ekses (dampak) kondisi yang sedang terjadi. Mudah-mudahan kita bisa memahami kondisi yang sama untuk memahami kondisi yang sebenarnya. Ini penting. Kalau bisa memiliki pemahaman yang lengkap dapat memberikan penilaian yang objektif," terang Joko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: