Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kritik Pedas Jokowi hingga Singgung Krisis 1998, Dokter Tifa: Bisa Ditukar Tambah Kemana Sih?!

        Kritik Pedas Jokowi hingga Singgung Krisis 1998, Dokter Tifa: Bisa Ditukar Tambah Kemana Sih?! Kredit Foto: Antara/Kris-Biro Pers Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dokter Tifauziah Tyasumma atau dr Tifa selama ini dikenal sangat vokal mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Yang terbaru, dr Tifa menyoroti soal pernyataan Bank Indonesia (BI) yang menyebut dunia sedang mengalami krisis. Pernyataan itu disampaikan Deputi Gubernur Senior, Destry Damayanti.

        Baca Juga: Waduh Waduh, Rocky Gerung Singgung Soal Kudeta Presiden Jokowi

        Menurut Destry, ekonomi seluruh negara di dunia tengah mengalami tekanan yang sangat besar. Bahkan Destry menyebutkan krisis yang sangat parah.

        Pernyataan Destry itu oleh dr Tifa dikaitkan dengan kondisi ekonomi di Indonesia.

        Melalui cuitan di Twitter, dr Tifa mengatakan krisis yang dialami saat ini karena presidennya betul-betul meremehkan.

        Baca Juga: Jokowi Tutup Pintu Ekspor Minyak Goreng, Kita Malah Rugi Besar!

        “Kondisi negara saat ini bahkan lebih mengerikan drpd krisis tahun 1998. Dan lebih ngeri lagi krn Presiden yang ada saat ini betul-betul Underspect. Bisa ditukar tambah kemana sih? cuit akun @DokterTifa seperti dikutip FIN pada Minggu (24/4/2022).

        Seperti diketahui, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, ekonomi seluruh negara di dunia tengah mengalami tekanan yang sangat besar.

        Ada beberapa hal yang mendasari. Salah satunya pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 masih belum sempurna.

        Baca Juga: Ekonom Nilai Larangan Ekspor CPO dan Migor oleh Jokowi Bakal Bikin Indonesia Rugi Besar

        Namun kemudian dunia dihadapi dengan kenaikan harga komoditas akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

        Belum lagi tekanan lain yaitu normalisasi kebijakan moneter negara maju. Seperti Amerika Serikat (AS). Hal ini mendorong angka inflasi terus menanjak.

        Baca Juga: Pengawalan Jokowi Dinilai Super Ketat, Omongan Rocky Gerung Tajam: Sinyal Bahwa Dia Sudah Tidak...

        “Saat ini kita mengalami krisis yang sangat parah. Ini memperburuk gangguan pada rantai perdagangan dunia dan meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global,” terang Destry dalam diskusi virtual bertajuk Strengthening Economic Recovery Amidst Heightened Uncertainty, pada Sabtu (23/4/2022) kemarin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: