Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dilematis Presidensi G20, Tetap Undang Rusia atau Ukraina

        Dilematis Presidensi G20, Tetap Undang Rusia atau Ukraina Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia masih mengharapkan kehadiran dari seluruh negara anggota G20, termasuk juga Rusia. Indonesia berharap semua anggota G20 dapat mendorong perhelatan G20 agar berjalan sukses sebagaimana yang diharapkan.

        Co-chair Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani, mengatakan bahwa semua langkah telah dilakukan untuk mendorong perhelatan G20 berjalan dengan sukses. Ia menambahkan, sebagaimana presiden G20 sebelumnya, Indonesia ingin kehadiran semua negara anggota G20 secara penuh untuk membahas agenda-agenda yang sudah disepakati bersama. Baca Juga: Butuh Dukungan Masyarakat, Kemenlu: G20 Merupakan Momentum Istimewa

        "Terkait kehadiran Rusia dan Ukraina memang mewarnai pembahasan di berbagai forum dunia, tak terkecuali pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20," ujar Co-chair Sherpa Triansyah dalam kegiatan press briefing mingguan yang digelar Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jakarta, pada Kamis (28/4/2022).

        Namun, dia menekankan bahwa Pemerintah Indonesia tentu terus berkonsultasi dan berkomunikasi dengan semua pihak untuk mensukseskan presidensi G20 Indonesia dan perhelatan G20.

        "Komunikasi akan dilakukan antara presiden dan informasi disampaikan oleh pihak Istana (Presiden RI). Dalam waktu dekat pihak istana presiden RI akan menyampaikan informasinya. Komunikasi dan konsultasi juga dilakukan di tingkat Presiden RI termasuk dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy," imbuh Triansyah.

        Triansyah menambahkan, "Pembicaraan antara kedua kepala negara akan disampaikan langsung oleh pihak Istana (Presiden RI)."

        Lebih lanjut, G20 sebagai forum yang berfokus pada tata kelola ekonomi global tentu perlu membahas tentang dampak ekonomi dari perang di Ukraina.

        "Tentu ada pembahasan kerja sama untuk menangani dampak perang di Ukraina terhadap ekonomi global, terutama dampaknya terhadap harga energi, ketahanan pangan, dan lainnya," ujarnya.

        Sebagai negara anggota G20, Indonesia menegaskan bahwa dampak ekonomi dari perang di Ukraina juga penting untuk dipikirkan dan diperlukan kerja sama luas untuk menghentikannya.

        "Komunikasi dengan pihak Ukraina dan pihak-pihak lainnya akan terus dilakukan untuk mendapatkan update mengenai perkembangan situasi. G20 perlu mendengarkan pandangan semua pihak dan membahas hal-hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi dampak perang (di Ukraina) tersebut terhadap perekonomian global," imbuh Co-chair Sherpa.

        Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (27/4/2022) mengatakan dalam cuitannya di Twitter bahwa Presiden RI Joko Widodo telah mengundangnya untuk hadir di pertemuan puncak kelompok 20 negara ekonomi terbesar (G20) tahun ini.

        Sebagai informasi, Ukraina bukan anggota G20, akan tetapi ketua-ketua G20 pada presidensi sebelumnya pernah mengundang negara-negara lain sebagai tamu untuk menghadiri pertemuan.

        Pada pertemuan FMCBG ke-2 yang lalu, anggota G20 telah mengutuk invasi Rusia di Ukraina yang kini memasuki pekan kesembilan. Invasi itu telah meningkatkan ketegangan geopolitik, mengancam ekonomi global, dan memicu krisis kemanusiaan.

        Pada pertemuan itu juga, delegasi AS, Inggris dan Kanada melakukan aksi walk out atas kehadiran delegasi Rusia.

        Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengakui kelompok tersebut menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menyerukan kerja sama untuk mengatasi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi global.

        Sejumlah anggota G20 bahkan telah menyerukan agar Rusia dan Presiden Vladimir Putin dikeluarkan dari daftar kehadiran di KTT G20 di Bali pada November. Namun, Pemerintah Indonesia menolak dan mengatakan terlalu dini untuk memutuskan hal itu.

        Selain itu, Pemerintah RI pun telah menyatakan bahwa Indonesia akan menggelar KTT G20 secara netral dan tidak memihak atau imparsial.

        Menanggapi hal tersebut, Triansyah ikut memberikan pendapatnya, "Indonesia menjalankan tugasnya sebagai pemegang Presidensi G20 berdasarkan aturan dan prosedur seperti presidensi sebelumnya."

        Amerika Dukung Indonesia untuk Mengundang Ukraina

        Gedung Putih, Amerika Serikat menyambut baik keputusan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengundang Presiden Ukraina Volodymr Zelensky ke G20. Melihat dari reaksi Walk-Out yang dilakukan AS sebelumnya, AS merupakan pendukung Ukraina dalam melawan invasi Rusia. 

        "Kami telah melihat laporan-laporan bahwa Presiden Zelensky telah diundang ke G20 dan kami tentunya menyambut hal tersebut. Seperti yang kamu ketahui Presiden Biden menyebut pada bulan lalu bahwa Ukraina seharusnya dapat berpartisipasi," ujar jubir Gedung Putih, Jen Psaki.

        Jen Psaki juga menyebut laporan-laporan media terkait undangan Ukraina merupakan hal yang positif.

        Lebih lanjut, Psaki mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah menyuarakan agar Rusia tidak diundang ke G20 akibat menyerang Ukraina, namun menjelaskan bahwa keputusan berada di tangan G20.

        Gedung Putih juga berjanji akan terus berkomunikasi dengan Indonesia sebagai tuan rumah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Lestari Ningsih

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: