Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cak Imin Dan PBNU Memanas, Pengamat Sebut Tak Ganggu Suara...

        Cak Imin Dan PBNU Memanas, Pengamat Sebut Tak Ganggu Suara... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi -

        Hubungan PKB dan PBNU kembali menghangat belakangan ini. Hal itu bermula ketika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan PKB memiliki sekitar 13 juta pendukung solid.

        Menurutnya, belasan juta pendukung itu tidak terpengaruh siapa pun, termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.

        Baca Juga: Nahloh, Salat Idulfitri di JIS Dinilai Bikin Anies Baswedan Rugi karena...

        Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai, menghangatnya hubungan Ketum PKB dengan PBNU tidak akan mengganggu perolehan suara PKB pada pemilu 2024.

        Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat suara PKB tidak akan terpengaruh dengan adanya ketegangan yang terjadi antara PKB dan PBNU.

        "Pertama, hasil survei terbaru yang Median temui menunjukan, bahwa sampai saat ini PKB masih menduduki posisi sebagai partai Islam terbesar di Indonesia. Perolehan suara PKB masih di atas partai-partai Islam yang lain seperti PKS, PPP, dan PAN. Walau ketegangan ini sudah berlangsung cukup lama. Dan temuan ini konsisten dengan temuan lembaga survei lain," katanya, dalam keterangan tertulis, Senin (9/5/2022).

        Alasan kedua menurutnya, karena dari data Median, sebagian besar pemilih PKB menganggap partai itu identik dengan NU.

        Baca Juga: Makna Politik Pertemuan Jokowi dengan Megawati, Pengamat: Mega Tangkap Sinyal Jokowi Tidak Dukung...

        Berdasarkan hasil survei terakhir Median, Rico menambahkan, sekitar 13,5 persen orang memilih PKB karena dianggap identik dengan NU dan 9,6 persen karena dianggap islami.

        "Kalau digabungkan alasan para pemilih PKB, maka sebagian besar karena kultur NU dan Islam masih melekat kuat pada PKB. Adanya ketegangan antara NU dan PKB belakangan ini, bisa dikatakan belum begitu mengganggu suara grasroot (akar rumput) NU yang ada di PKB," katanya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: