Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Iqbal, merespons video podcast Deddy Corbuzier berjudul 'Tutorial jadi g4y di Indo !! = Pindah ke Jerman'. Iqbal mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menurunkan (take down) video yang diunggah pada 7 Mei 2022 tersebut.
"Kominfo berwenang men-take down video bermuatan hal yang bertentangan dengan hukum. Bahkan, jika perlu pemerintah memproses hukum semua pihak yang melakukan promosi LGBT dan pernikahan sesama jenis, termasuk Deddy Corbuzer yang tak hanya promosikan pasangan Gay, namun juga pernikahan sesama jenis yang dilarang dalam undang-undang," kata Iqbal kepada wartawan, Senin (9/5/2022).
Sekretaris Fraksi PPP MPR RI itu mengatakan, langkah take down video itu dinilai sudah sesuai aspirasi masyarakat Indonesia yang resah karena telah memberikan ruang ekspresi untuk pasangan LGBT dan pernikahan sesama jenis itu.
Terlebih, perilaku menyimpang di Indonesia itu dikecam keras lantaran tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan masyarakat Indonesia yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
"Kebebasan berekspresi di media sosial berbasis internet ada batasannya. Tidak boleh melanggar hukum dan norma yang berlaku di Indonesia," ujarnya.
Dia khawatir, adanya video tersebut bisa membuat LGBT dan pernikahan sesama jenis meningkat di Indonesia. Padahal, menurutnya, LGBT bertentangan dengan agama dan hukum yang berlaku di negeri ini.
Dia menilai, propaganda LGBT dan pernikahan sesama jenis yang dilakukan Deddy memiliki dampak sangat besar. Mengingat, Deddy Youtuber yang memilki jutaan subscriber dan videonya ditonton jutaan orang.
Menurut dia propaganda itu membuat banyak kaum LGBT tak segan mengekspresikan orientasi seks menyimpangnya di tengah masyarakat.
"Bukan tidak mungkin propaganda itu akan membuat jumlah LGBT di Indonesia semakin besar. Jangan sampai kaum LGBT merasa berhak untuk mengekspresikan orientasi seksual menyimpang mereka dan merusak moral dan tatanan masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Sebelumnya, Deddy mengundang Ragil dan Fred, pasangan gay yang tinggal di Jerman. Video wawancara tersebut berdurasi selama 1 jam 48 detik. Hingga Senin video tersebut telah disaksikan 4,8 juta penonton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat