Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Serang' Anies Baswedan, Ruhut Langsung Dikaitkan UU ITE, Refly Harun Kasih Pesan Mendalam, Simak!

        'Serang' Anies Baswedan, Ruhut Langsung Dikaitkan UU ITE, Refly Harun Kasih Pesan Mendalam, Simak! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi PDIP, Ruhut Sitompul menyita perhatian karena ulah terbarunya “menyenggol” Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

        Pada cuitan di akun twitternya Ruhut mempostig foto yang diduga kuat telah melalui proses editing dengan wajah Anies Baswedan dan badan yang lengkap dengan baju adat papua serta koteka.

        Ha ha ha kata orang Betawi usahe ngeri X Sip deh,” cuit Ruhut di akun twitter pribadi dikutip Rabu (11/5/22).

        Atas ulahnya tersebut, Ruhut mulai dikaitkan dengan UU ITE. Sampai tulisaN ini dibuat, terpantau #RuhutLanggarUUITE sudah mencapai 10 ribu cuitan di twitter. Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, ikut mengomentari ulah Ruhut yang mengarah ke Anies Baswedan yang diduga melanggar UU ITE tersebut.

        Baca Juga: Pasangan Gay Nongol di Podcast Deddy Corbuzier, Refly Harun Tegas: Jangan Samakan Demokrasi Kita…

        Refly membongkar logika berpikir dari penyebaran foto Anies menggunakan koteka yang diduga kuat hasil editing. Refly bertanya-tanya jika Anies menggunakan pakai adat raja-raja atau yang tertutup tidak terbuka apakah akan tetap menjadi bahan olok-olok.

        Hal ini karena menurut Refly, ketika Ruhut mengunggah foto tersebut sangat tidak mungkin dalam rangka membaggakan Anies, tetapi “melecehkan” Anies.

        “Kan tentu ketika Ruhut mengunggah foto ini bukan dalam rangka membanggakan Anies… dan semua orang sudah tahu kalau Ruhut Sitompul tidak suka Anies Baswedan,” ungkap Refly Harun lewat kanal YouTube miliknya, dikutip Kamis (12/5/22).

        Refly pun menekakan bahwa pakaian adat daerah bukanlah sebuah persoalan, tetapi menurutnya tidak semua pakaian adat tertetu atau kebudayaan secara umum bisa juga diterapkan di daerah lain.

        Maka perlu dipahami konteks saat mengangkat isu adat istiadat atau kebudayaan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

        “Kita harus melihat konteks masyarakatnya. Seperti air dan minyak baik, tetapi Air dan minyak disatukan tidak bisa menyatu. Kalau kita menilai misalanya koteka tidak ada persoalan dengan konteks masayrakat di papua, tetapi ketika kemudian ditrasnfer ke tempat lain, tentu maksudnya adalah menjadi bahan lelucon ejekan,” ujar Refly.

        Baca Juga: Ruhut Berulah Lagi, Serang Anies Baswedan Pakai Identitas Papua, Refly Harun: Tidak Sepantasnya...

        Terkait ancaman UU ITE yang mungkin menjerat Ruhut, Refly mengaku bukan orang yang tertarik membahas persoalan ini dari sudut pandang pidana tetapi lebih pada bagaimana seseorang bisa memilih narasi yang lebih baik dan memberi pencerahan.

        “Tidak suka sama Anies sah dan boleh-boleh saja, tetapi harapannya itu bukan tidak suka orangnya tapi tidak menyukai kebijakaannya… Jadi tidak personal, tetapi haruslah sifatnya yang lebih substantif,” ungkap Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: