Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lagi-Lagi UAS yang Kena Sindiran! Ngakunya Mau Dirikan Khilafah, Eh Ngerayain Ultah ke Singapura

        Lagi-Lagi UAS yang Kena Sindiran! Ngakunya Mau Dirikan Khilafah, Eh Ngerayain Ultah ke Singapura Kredit Foto: Instagram/Mohamad Guntur Romli
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli melontarkan sindirannya kepada pendakwah Ustad Abdul Somad (UAS) terkait insiden penolakan dirinya oleh Pemerintah Singapura.

        Adapun sindiran tersebut dilontarkan dalam akun Twitternya, dilihat Selasa (24/5/2022).

        "Konon, ngakunya pengen negara syariah atau negara khilafah atau negara Islam tapi liburannya, pengen merayakan ultahnya ke Singapura," cuitnya.

        Baca Juga: Suara UAS Benar-benar Menggelegar: Tegaknya Khilafah, Maka Selesailah Masalah, Takbir!

        Diketahui sebelumnya, UAS ke Singapura menjelang hari ulang tahunnya yakni pada 18 Mei. Namun, rencana UAS untuk berlibur di Singapura gagal lantaran 16 Mei lalu dirinya ditolak masuk ke negara Singapura.

        Sementara itu, dalam cuitan lainnya, ia menilai Singapura sebagai negara berdaulat berdak melarang atau mengizinkan siapa pun masuk negaranya, termasuk UAS.

        “Negara ibarat rumah kita, yang kita punya hak untuk memperbolehkan dan menolak siapa yang mau masuk rumah, apapun alasannya,” ujarnya. 

        “Kalau ditolak masuk rumah orang, ya enggak bisa protes, cuma bisa bertanya-tanya, kenapa ditolak, kalau ketahuan orang banyak, cuma soal malu saja,” cetusnya.

        Sebelumnya, otoritas Singapura melarang UAS masuk ke wilayah negara itu pada Senin (16/5). Awalnya, pihak negara yang berbatasan dengan Batam itu tidak memerinci alasan melarang masuk UAS.

        Namun, adanya Nota Diplomatik yang diajukan Kemenlu RI membuat pemerintah Singapura membeberkan alasan menolak masuk UAS ke negara tersebut.

        Otoritas Singapura kemudian menyebut melarang masuk UAS dengan alasan bahwa alumnus Universitas Al-Azha Mesir itu dianggap sebagai penceramah yang menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: