Singapura Ogah Minta Maaf Soal Ustaz Abdul Somad (UAS), Omongan Refly Harun Tajam, Simak!
Masalah penolakan Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) masih menjadi perbincangan hangat di ranah publik.
Terbaru, pemerintah Singapura enggan meminta maaf atas kejadian Abdul Somad atau UAS dengan memberikan penjelasan yang cukup banyak termasuk mengenai tudingan UAS adalah tokoh radikal.
Sontak para simpatisan Abdul Somad bereaksi keras bahkan menurut pihak Singapura, sudah ada ancaman-ancaman di media sosial mereka.
Terkait hal sengkarut masalah penolakkan Ustaz Abdul Somad (UAS) dan terkait sikap Singapura, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut berkomentar.
Refly menyoroti sikap Pemerintah Indonesia. Menurut Refly Singapura memang tidak perlu minta maaf ke pemerintah Indonesia karena memang menurutnya Indonesia sampai sekarang tidak bersikap tegas.
“Tentu saja tidak perlu minta maaf ke pemerintah Indonesia karena pemerintah Indonesia cuek saja tidak menyampaikan nota keberatan tetapi menganggap peristiwa ini privat saja,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip wartaekonomi.co.id, Rabu (25/5/22).
Sikap para pendukung pemerintah juga disoroti yang yang mana menurut Refly cenderung menyalahkan sosok Abdul Somad.
Baca Juga: Isi Septic Tank Sampai Penjilat Terlontar, Refly Harun: Said Didu Warga Biasa, Ngabalin Itu…
“Paling tidak itu yang tercermin dari sikap pemerintah bahkan pendukung pemerintah menyalahkan UAS yag dianggap ustaz radikal,” lanjut Refly.
Hak Singapura
Refly juga mengingatkan bahwa sikap Singapura yang menolak Abdul Somad adalah hak mereka sebagai negara berdaulat.
Singapura juga menurut Refly sudah tahu bahwa Pemerintah Indonesia tidak akan berbuat lebih terhadap apa yang dialami oleh Abdul Somad.
Baca Juga: Jokowi “Disenggol”, Ngabalin Meledak-ledak Lagi, Refly Harun: Kalau Dia Ya Biasa Saja, Nggak Heran!
Hal ini mengingat bahwa UAS bukanlah berada di pihak pendukung pemerintahan alias oposisi.
“Itu adalah hak singapura untuk menolak warga negara RI yang datang ke Singapura. Artinya Singapura pun sudah berpikir menolak UAS tidak akan mendapat perlindungan dari pemreitahn Indonesia karena UAS di sini dianggap sebagai oposisi orang yang bahkan dimusuhi oleh kelompok-kelompok pendukung pemrintahan,” jelas Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: