Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Sederhana Mencintai Islam, Gus Baha: Jangan Sekali-kali Hina Pemeluk Agama Lain!

        Cara Sederhana Mencintai Islam, Gus Baha: Jangan Sekali-kali Hina Pemeluk Agama Lain! Kredit Foto: Instagram/Ahmad Bahauddin Nursalim
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        KH Ahmad Bahauddin atau yang karib disapa Gus Baha pernah berpesan jika kamu ingin agar Islam tidak tersakiti, maka kamu jangan sakiti pemeluk agama lain. Karena hal itu merupakan bagian dari mencintai Islam.

        “Tidak menghina agama lain, hormat pada pemeluk agama lain bukan karena ikrar, tidak. Itu agar Islam tidak dihina. Ini bagian dari mencintai Islam,” demikian pesan Gus Baha dalam satu kesempatan di Pesantren Lirboyo, belum lama ini.

        Menurut dia, jika kita terbiasa menghina atau merendahkan pemeluk agama lain, Islam sendiri yang merugi.

        Baca Juga: Anies Ketemu Calon PM Singapura Dikaitkan dengan Ustaz Abdul Somad (UAS), Refly Harun: Nggak Relevan

        Dulu, kata Gus Baha, saking semangatnya beragama banyak dari sahabat Rasulullah SAW menghina berhala Uza. Dapat serangan dari umat Islam, orang musyrik balik menyerang.

        “Tuhan kalian juga ‘jancuk’,” teriak orang musyrik seperti ditirukan Gus Baha.

        Dari kekisruhan tersebut, orang Islam dan musyrik saling mencaci satu sama lain, akhirnya Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar umatnya jangan saling menghina.

        Maka turunlah ayat 108 dari surat al-An’am yang berbunyi: Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.

        Lebih lanjut ulama NU asal Rembang itu menyampaikan sebuah hadis yang menceritakan percakapan Nabi SAW dengan sahabat. Rasulullah SAW mengingatkan agar jangan sampai seseorang mencela ayahnya.

        Para sahabat heran, bagaimana pula anak bisa memaki ayahnya. Nabi pun menuturkan, bahwa seseorang yang menghina bapak orang lain, lalu orang tersebut membalas celaan serupa untuk ayah orang yang mencela tadi.

        “Dengan kata lain, menghina ayah orang lain sama dengan menghina bapak kita sendiri,” terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: