Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Belum Kejar Profit, Ini yang Dilakukan IFG Selama 2 Tahun Dibentuk

        Belum Kejar Profit, Ini yang Dilakukan IFG Selama 2 Tahun Dibentuk Kredit Foto: IFG
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG), Hexana Tri Sasongko menyebut pada tahun-tahun awal dibentuknya Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan ini, perseroan fokus untuk terus memperkuat industri asuransi.

        Hal tersebut dilakukan dengan cara membangun fondasi perusahaan yang baik dan sehat, baik dari sisi tata kelola maupun keuangannya.

        Baca Juga: Digadang Akan Kelola Dana Pensiunan BUMN, Ini Kata Wadirut IFG

        "Kita memang membangun fondasi di awal-awal tahun ini membangun fondasi perusahaan yang baik, memperkuat tata kelola yaitu peran dan fungsi dari organisasi bukan hanya nice to have tapi benar-benar berperan," ujar Hexana dikutip Kamis (2/6/2022).

        Hexana menyebut, salah satunya adalah fungsi kontrol pengawasan peran komisaris dan direksi secara jelas maupun hubungan induk dan anak hubungan antar perusahaan jelas.

        Baca Juga: Kementerian BUMN Berniat Gabungkan Pengelolaan Dapen Lewat IFG

        Selain itu, juga dengan memperkuat penerapan manajemen risiko mulai dari first line pengambilan keputusan memonitor pengelolaan risiko sampai mengambil tindakan mitigasi risiko.

        "Dalam setiap aktivitas mulai dari first line, second line, dan third line sehingga pengambilan keputusan didasarkan oleh pertimbangan yabg terukur, hasilnya risiko yang diambil adalah pada risiko yang dapat diterima, artinya sesuai dengan risk apetite," ujarnya.

        Hexana melanjutkan, pada tahun-tahun awal, perseroan juga melakukan pembangunan sebagai Holding besar yang meliputi tata kelola, manajemen risiko, teknologi informasi, dan sumber daya manusia.

        Baca Juga: Perkuat Impelementasi Risk Culture, IFG Gelar Executive Briefing Risk Management

        "Juga membangun kompetensi  SDM-nya karena kita memperbaiki kelemahan di masa lalu termasuk ada beberapa kompetensi dulu belum ada sekarang harus ada, contohnya kita akan menerapkan disiplin aset liability manajemen jadi nge-link antara aset dan liability," ungkapnya.

        Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan karena IFG mempunya asuransi jiwa yang bersumber dari IFG Life, dengan begitu SDM yang ada harus belajar analical tools terlebih dahulu.

        Baca Juga: IFG Gelar International Conference 2022, Dukung Pengembangan Sektor Asuransi dan Dana Pensiun

        "Sekarang kami datang dengan background saya dari banking. Itu bukan monopoli miliknya banking, aset liability itu miliknya bersama jadi dikelola melalui neraca. Kalau dulu paradigmanya asuransi itu jualan tanpa mikir jadinya laba itu gimana, karena aset ini akan memastikan apakah perusahaan ini solvent atau mampu membayar atau tidak. Kan solvensi itu dari aset yang tersedia diperhitungkan dikurangi liabilities, itu solvensi," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: