Narasi Rusia dalam Kondisi Normal Tetap Dimainkan Putin, Terkuak Alasannya
Mendekati peringatan 100 hari dalam serangan ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin adalah orang yang berniat menyampaikan kesan kasual seperti biasa.
Saat pasukannya berjuang memasuki kota Sievierodonetsk di Ukraina pekan ini, dia membuat obrolan ringan canggung dalam sebuah upacara yang disiarkan televisi untuk menghormati orang tua dari sebuah keluarga besar.
Baca Juga: Teleponan sama Erdogan, Putin Tegaskan Kesiapan Ekspor Pupuk dan Bahan Pangan, tapi Syaratnya...
Sejak awal Mei, Putin telah melakukan banyak acara daring dengan pendidik, bos minyak dan transportasi, pejabat yang bertanggung jawab untuk mengatasi kebakaran hutan, dan kepala setidaknya selusin wilayah Rusia.
Bersamaan dengan beberapa sesi Dewan Keamanannya dan serangkaian panggilan telepon dengan para pemimpin asing, dia menyempatkan diri untuk memberikan pidato video kepada para pemain, pelatih, dan penonton All-Russian Night Hockey League.
Kata-kata "perang" dan "Ukraina" tidak pernah diucapkan selama pertemuan video 40 menit Putin dengan keluarga pada Rabu (1/6/2022), termasuk Vadim dan Larisa Kadzayev dengan 15 anak mereka dari Beslan di wilayah Kaukasus Utara.
Mengenakan gaun dan jas terbaik, keluarga-keluarga itu duduk kaku di meja-meja yang penuh dengan bunga dan makanan saat Putin meminta untuk memperkenalkan diri.
Hal yang paling dekat dengan pengakuannya tentang perang adalah dalam sepasang referensi tentang penderitaan anak-anak di Donbas dan situasi luar biasa di sana. Menurut Putin, Rusia memiliki banyak masalah tetapi itu selalu terjadi.
"Tidak ada yang tidak biasa sebenarnya terjadi di sini," katanya.
Kemunculan rutinitas yang padat bahkan membosankan ini konsisten dengan narasi Istana Kremlin bahwa mereka tidak berperang dan hanya melancarkan operasi militer khusus untuk menjatuhkan tetangga yang merepotkan.
Meski pasukan Rusia dipukul mundur dari dua kota terbesar Ukraina, menderita ribuan korban yang tak terhitung jumlahnya, Putin tidak menunjukkan tanda-tanda stres.
Kondisi itu berbeda dengan menjelang invasi 24 Februari, Putin mengecam Ukraina dan Barat dalam pidato-pidato yang pahit dan marah, serta retorikanya tertahan. Pria berusia 69 tahun itu tampak tenang, fokus, dan sepenuhnya menguasai data dan detail.
Sambil mengakui dampak sanksi Barat, Putin mengatakan, bahwa ekonomi Rusia akan kembali lebih kuat dan lebih mandiri, sementara Barat akan menderita efek bumerang dari melonjaknya harga makanan dan bahan bakar.
Namun ketika perang terus berlanjut tanpa akhir yang terlihat, Putin menghadapi tantangan yang semakin meningkat untuk mempertahankan normalitas yang selalu ditunjukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: