Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Grace Natalie Singgung Isu Agama ke Anies Baswedan, Penjelasan Refly Harun Menggelegar, Simak!

        Grace Natalie Singgung Isu Agama ke Anies Baswedan, Penjelasan Refly Harun Menggelegar, Simak! Kredit Foto: Instagram/Grace Natalie
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Manuver beberapa elte politik mulai bisa dirasakan untuk menyiapkan tahun 2024. Wacana-wacana pengusungan tokoh strategis mulai dilakukan sejumlah pihak, salah satu yang mencuri perhatian adalah wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

        Mengenai wacana ini, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie meyakini Ganjar ogah berduet dengan Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Hal ini karena menurut Grace Ganjar tidak mau berpasangan dengan sosok yang dia klaim memainkan isu agama.

        "Rasanya kalau melihat karakter Pak Ganjar, rasanya beliau bukan orang yang akan mentolerir orang yang pernah menggunakan isu agama," kata Grace Natalie, dikutip dari laman CNNIndonesia, Selasa (7/6/22).

        Terkiat penggunaan Isu agama dalam politik sebagaimana salah satunya dipermalasahkan Grace Natalie, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut berkomentar.

        Baca Juga: Singgung Penggunaan Isu Agama, Grace Natalie Bilang Ganjar Pranowo Ogah Duet dengan Anies Baswedan

        Menurut Refly, penggunaan isu agama selama ini sudah dilakukan dan bukan hanya oleh Anies Baswedan, dan hal itu sebenarnya biasa saja dalam politik.

        “Membawa Agama di dalam kampanye ya sah-sah saja. Itu identitas, toh semua calon presiden itu pada saat kamapanye itu memunculkan ‘Haji Prabowo, Hajjah Megawati, Haji SBY’ jadi hal-hal seperti itu biasa-biasa saja,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip wartaekonomi.co.id, Selasa (7/6/22).

        Refly pun melanjutkan bahasannya bahwa yang tidak diperbolehkan dalam kampanye adalah melanggar hukum. Melanggar hukum yang dimaksud Refly adalah ‘Black Campaign’.

        Refly juga menggaraisbawahi perbedaan antara Negative dan Black Campaign.

        Negative Campaign Its’s Okey, tapi Black Campaign tidak boleh. Negative Campaign itu fakta faktual, Black Campaign itu fitnah,” jelas Refly.

        Melihat seorang calon dari agamanya menurut Refly bukanlah sesuatu yang terlarang, termasuk melihat kinerja dan kemampuannya.

        Baca Juga: Eko Kuntadhi Loyalis Ganjar Pranowo Koar-koar Anies Baswedan Didukung FPI, Ternyata Ini Faktanya!

        Pelanggaran hukum inilah yang Refly tekankan tidak boleh ada dalam kampanye, sedangkan isu agama tidak melanggar hukum selama dalam porsi yang wajar.

        “Yang tidak boleh dalam kampanye itu melanggar hukum. Menggunakan isu agama tidak melannggar hukum sepanjang digunakan secara proper dan tidak mengarah black campaign,” tegas Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: