Rangkaian haul ke-9 Taufiq Kiemas, diawali dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Jakarta, Rabu (8/6). Di makam Taufiq Kiemas, ziarah diisi dengan pembacaan Surah Yasin dan Tahlil bersama Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), organisasi sayap PDI Perjuangan.
Adapun acara lain dalam rangkaian haul adalah peresmian Masjid At Taufid di Lenteng Agung oleh Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR Puan Maharani.
Hadir selaku perwakilan yang memberikan sambutan adalah Santayana Kiemas, serta sambutan dari sahabat penerus perjuangan Taufiq Kiemas diantaranya Menkumham Yasonna H Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, dan Ketua Umum Bamusi Hamka Haq.
Hadir juga sejumlah anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR seperti Abidin Fikri, Trimedya Panjaitan, Yunahar Gunhar. Kenudian Ketua Badiklat PDI Perjuangan Daryatmo Mardiyanto dan Ketua Umum Relawan Demokrasi (Repdem) Wanto Sugito.
"Almarhum adalah tokoh bangsa, negarawan kita yang telah meluruskan sejarah lahirnya Pancasila. Beliau gugur setelah meresmikan Patung Bung Karno di Ende, tempat Bung Karno merenung dan menggali nilai-nilai luhur yang kemudian dirumuskan menjadi Pancasila," kata Ahmad Basarah.
Basarah mengungkapkan, saat ini yang menjadi tugas bersama adalah meneruskan apa yang telah diperjuangan dan dicita-citakan Taufiq Kiemas.
Menkumham Yasonna H Laoly dalam sambutannya menyampaikan, meninggalnya Taufiq Kiemas memang kehilangan besar bagi PDI Perjuangan, bahkan bagi bangsa Indonesia.
"Tetapi, perjuangan Pak Taufiq telah membimbing langkah perjuangan yang tetap relevan hingga sekarang ini," ungkap Yasonna.
Sementara itu, Hamka Haq mengungkapkan Almarhum Taufiq Kiemas pernah berpesan PDI Perjuangan tidak boleh meninggalkan 5 kelompok, dan harus menjalin kerjasama dengan kelompok tersebut.
“Almarhum adalah sosok bapak ideologi bangsa yaitu Pancasila, dan beliau juga seorang tokoh pemersatu serta jembatan bagi semua golongan,” ujar Hamka Haq.
Hamka Haq menjelaskan lima kelompok tersebut yaitu pertama, harus menjalin kerjasama dengan umat Islam, tanpa mengurangi agama lainnya, sebab Islam bagian dari mayoritas dari bangsa ini.
Kedua, tidak boleh meninggalkan suku terbesar di Indonesia yaitu suku Jawa, oleh karenanya hargailah adat istiadat serta budaya mereka.
Ketiga, PDI perjuangan harus menjalin hubungan dengan institusi yang 100 persen memiliki jiwa nasionalis, yaitu institusi TNI san Polri. Keempat, PDI Perjuangan harus tetap menjalin kerjasama dengan partai-partai nasionalis terbesar.
“Sebab dulu pernah satu waktu terjadi, saat itu di Palembang, rakernas bersama PDI Perjuangan dan Golkar,” ujarnya.
Dan terakhir, PDI Perjuangan jangan sama sekali merenggangkan hubungan dengan media atau pers karena media yang akan menyampaikan apa yang baik yang kita lakukan ataupun hal yang tidak baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: