Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Untung Meroket Hingga 331% Di Kuartal I, BAUT Siap Lakukan Ekspansi

        Untung Meroket Hingga 331% Di Kuartal I, BAUT Siap Lakukan Ekspansi Kredit Foto: Mitra Angkasa Sejahtera
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Emiten di bidang franchise mur dan baut, PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT) mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 331% menjadi Rp 956,25 juta di kuartal I (Q1) atau periode 3 bulan tahun ini dari periode yang sama tahun 2021 senilai Rp 221,92 juta. Kenaikan laba bersih Q1 ini melanjutkan pencapaian laba bersih 2020 sebesar Rp 4,78 miliar, melesat 949,67% dari tahun 2020 yakni Rp 455 juta.

        Pertumbuhan laba bersih ini ditopang kenaikan pendapatan, bersamaan dengan mulai pulihnya ekonomi nasional, di tengah pandemi COVID-19, yang meningkatkan permintaan produk-produk perusahaan.

        Selama kuartal I-2022, pendapatan BAUT mencapai Rp 45,30 miliar, naik 47% dari kuartal I-2021 sebesar Rp 30,89 miliar. Perusahaan mampu mencatatkan laba bruto Rp 8,84 miliar pada periode ini, naik 55% dari sebelumnya Rp 5,71 miliar. 

        Baca Juga: Siap-siap Cuan, Impack Pratama Tebar Dividen Hingga Ratusan Miliar Rupiah

        Adapun sepanjang tahun 2021, total penjualan BAUT mencapai Rp 120,03 milar, naik 3,22% dari pencapaian pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 116,28 miliar.

        Perusahaan juga membukukan kenaikan rasio laba terhadap ekuitas menjadi 10,4% dari sebelumnya di tahun 2020 yang hanya 4,4% dan rasio laba terhadap aset juga naik menjadi 5,1% di tahun 2021 dari 0,6% di tahun 2020.

        Direktur Utama BAUT Simon Hendiawan mengatakan membaiknya kondisi perekonomian global dan nasional di tahun 2021 memberikan dampak positif bagi industri secara umum di dalam negeri, termasuk industri di mana perusahaan menjalankan usaha.

        Tahun lalu, beberapa strategi perusahaan di antaranya implementasi sistem pemasaran dan distribusi yang fokus pada pengguna dan digitalisasi sistem.

        “Kami berinovasi mengembangkan sistem operasional dengan berbagai solusi digitalisasi dan menyeleksi merek produk sehingga punya kualitas baik dan superior value. Merek PATTA menjadi merek utama, berkontribusi omzet 58% di 2021,” kata Simon usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

        Baca Juga: Kerajaan Bisnis Kena Hantam Sana-sini, Anthoni Salim Bahagia Produsen Indomie Cetak Untung Rp1,94 T

        Sebagai informasi, dalam RUPST ini juga diagendakan penetapan penggunaan laba bersih tahun 2021, persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit Laporan Keuangan 

        Tahun Buku 2022, dan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

        Dalam kesempatan tersebut, Direktur BAUT Foong Tak Hoy, menambahkan peningkatan fundamental juga terjadi pada total aset yang naik 13,28%, dari Rp 82,40 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 93,34 miliar di tahun 2021. “Hal sama juga terjadi pada ekuitas yang melesat 348,72%, dari Rp 10,25 miliar menjadi Rp 46 miliar,” kata Foong.

        Ekspansi Dana IPO

        Selain kinerja keuangan, lebih lanjut Simon mengatakan perusahaan mampu mencatatkan berbagai pencapaian positif, di antaranya, berhasil melakukan IPO dan sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Januari 2022.

        Saat masa IPO pada 21-26 Januari 2022, saham BAUT diminati masyarakat dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) 38,23 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling). BAUT melepas 1.450.000.000 saham atau setara 30,21% saham yang dilepas ke publik dengan harga Rp 100/saham dan meraih dana IPO Rp 145 miliar.

        Baca Juga: Mau Go Internasional, Perusahaan Milik Surya Paloh Bakal IPO di BEI

        Dana IPO ini seluruhnya digunakan untuk modal kerja perseroan. “Kami berharap, melalui dana IPO kami mampu meningkatkan kinerja secara berkelanjutan yang akan menciptakan nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan,” kata Simon. 

        Tahun ini, dengan adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi, akan menjadi katalis positif bagi perseroan. Apalagi Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi RI tumbuh 4,7-5,5%. Fokus pembangunan pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 juga menjadikan industri konstruksi memiliki potensi besar untuk bertumbuh di tengah tantangan.

        “Dorongan pertumbuhan eksponensial ini akan didasarkan pada keberhasilan penerapan strategi kami yang didukung oleh dana segar dari IPO,” kata Simon.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: