Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi dan Megawati Ngaku Masih Akur, Pengamat: Tetap Aja Beda Kalau Soal...

        Jokowi dan Megawati Ngaku Masih Akur, Pengamat: Tetap Aja Beda Kalau Soal... Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam peresmian Masjid At Taufiq di Lenteng Agung Jakarta Selatan, Jokowi mengatakan kedekatannya dengan Megawati sudah seperti ibunya sendiri.

        "Ibu Mega itu seperti Ibu saya sendiri. Saya sangat, sangat, sangat menghormati beliau, Ibu Mega, dan hubungan anak dengan ibu ini, itu hubungan batin," kata Jokowi dikutip dari laman Setkab, Rabu 8 Juni 2022.

        Jokowi mengatakan respek dengan Megawati yang selalu percaya dengannya.

        "Saya sangat hormat kepada beliau yang selalu penuh dengan rasa kepercayaan, yang tidak pernah berubah. Kemudian kalau dalam perjalanan panjang kadang-kadang ada perbedaan antara anak dan ibu, ya itu wajar-wajar saja, biasa," kata Jokowi.

        Pengamat politik Ujang Kamarudin berpandangan pernyataan itu nggak serta merta meredam spekulasi hubungan Jokowi dan Megawati dan PDIP yang panas adem.

        Sebab faktanya, narasi Jokowi dan Megawati itu tak akur dalam calon presiden di Pilpres 2024 selama ini jadi dinamika.

        "Walau Jokowi bicaranya enak, tidak serta merta hilangkan (beda pandangan) dalam politik 2024," kata Ujang.

        Pengamat politik ini meyakini nanti jagoan yang didukung Jokowi dalam Pilpres 2024 bisa beda dengan calon yang didukung PDIP atau Megawati.

        "Jokowi akan punya pilihan sendiri, saya analisa kemungkinan yang didukung PDI, kemungkinan tak didukung Jokowi," katanya.

        Mengapa demikian, Ujang menilai, seorang penguasa butuh kendali kaki kekuasaan setelah lengser.

        Nah dalam hal Jokowi, selepas dia lengser pada 2024, perlu punya orang yang ada di kekuasaan. Makanya ada kecenderungan Jokowi dukung jagoannya untuk bisa meneruskannya jadi presiden.

        "Sebagai mantan presiden, Jokowi punya keinginan sendiri ingin kolaborasi yang didukungnya itu. Kalau Jokowi dukung yang didukung PDIP nih, ketika dia tidak punya kuasa, maka itu akan telak (bagi Jokowi)" jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: