Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas! Kerasnya Sikap Anti-Islam India Ciptakan Kemarahan 16 Negara Islam

        Awas! Kerasnya Sikap Anti-Islam India Ciptakan Kemarahan 16 Negara Islam Kredit Foto: Reuters/Rupak De Chowdhuri
        Warta Ekonomi, Singapura -

        Kecaman diplomatik terus mengalir buntut dari pernyataan politisi partai berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP), Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, yang menghina Nabi Muhammad. Upaya Pemerintah India meredakan amarah berbagai negara dengan menyatakan mereka menghormati semua agama tak menghentikan gelombang protes.

        Dikutip dari NDTV, Kamis (9/6/2022), setidaknya sudah 16 negara yang mengajukan protes resmi kepada India atas pernyataan kontroversial tersebut. Negara-negara itu antara lain Irak, Iran, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Oman, Malaysia, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Afghanistan, Pakistan, Bahrain, Maladewa, Libya, Turki, dan Indonesia.

        Baca Juga: Ketidaksukaan Hindu ke Islam Sedang Naik-naiknya, Apa Kabar Para WNI di India?

        Sementara itu, di dalam negeri, partai oposisi menambah tekanan dengan menempuh langkah hukum pada dua petinggi BJP tersebut dan menuduh partai itu telah merusak citra India di mata internasional. Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj pun terus berusaha meredakan kemarahan negara mayoritas Muslim.

        “(Komentar dan cicitan ofensif) itu, dalam hal apa pun, tidak mencerminkan pandangan pemerintah. Itu pandangan pinggiran,” kata Sushma, Kamis (9/6/2022).

        BJP sudah menangguhkan keanggotaan mantan juru bicaranya, Nupur Sharma, dan memecat Naveen Jindal atas pernyataan kontroversial. Partai itu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan sangat menolak ideologi apa pun yang menghina atau merendahkan agama atau sekte apa pun dan mereka tidak mempromosikan orang atau filosofi tersebut.

        Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam pernyataan Sharma dan Jindal. Organisasi internasional itu mendesak PBB mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan hak-hak minoritas di India terlindungi.

        Qatar, Iran, dan Kuwait telah memanggil duta besar India untuk menyampaikan protes keras dan kecaman terhadap pernyataan itu. Kedutaan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “cicitan ofensif” oleh individu di India tidak mencerminkan pandangan pemerintah India dalam hal apa pun.

        Pernyataan kontroversial ini juga memicu tren di media sosial berbagai negara. Seruan boikot produk India muncul di mana-mana. Pernyataan Nupur Sharma di sebuah acara debat di televisi pekan lalu dilatarbelakangi kerusuhan yang terjadi di seluruh India.

        Sementara itu, kepala media BJP Naveen Jindal mengunggah cicitan mengenai Nabi Muhammad yang kemudian ia hapus.

        Kepolisian New Delhi memberikan pengawalan pada Nupur Sharma dan keluarganya setelah ia melaporkan ancaman pembunuhan terhadapnya. Melalui sebuah unggah di Twitter, Sharma mengungkapkan permintaan maaf dan mengatakan tidak bermaksud melukai sentimen agama siapa pun.

        Politisi India dan Ketua Menteri di Negara Bagian Maharashtra Uddhav Thackeray mengatakan, karena BJP, Perdana Menteri India dihina dan negara harus menghadapi rasa malu. Negaranya dipaksa bertekuk lutut dan meminta maaf oleh negara-negara Arab karena pernyataan juru bicara Nupur Sharma tentang Nabi Muhammad.

        “Apa yang dikatakan juru bicara (BJP) itu tidak masuk akal. Dia menghina Nabi. Apa perlunya? Mengapa?” kata Thackeray saat berpidato di rapat umum Swabhiman Shiv Sena di Aurangabad, dilansir dari the Indian Express.

        Dia menuduh bahwa juru bicara BJP menjadi tidak terkendali dan mengatakan apa pun yang mereka inginkan.

        “Karena juru bicara BJP, negara dihina. Negara-negara Timur Tengah dan Arab telah menjatuhkan negaranya, membuat negara bertekuk lutut. Mereka memaksa negara (India) untuk meminta maaf,” ujarnya.

        “Pendirian BJP tidak bisa menjadi pendirian negara. Kejahatan itu dilakukan oleh BJP dan bukan negara. Mengapa kita harus meminta maaf? Mengapa negara harus menderita dan malu karena juru bicara BJP?” tambahnya.

        Para pemimpin BJP telah menginstruksikan para pejabatnya untuk berhati-hati ketika berbicara tentang agama di platform publik.

        “Kami tidak ingin pejabat partai berbicara dengan cara yang menyakiti sentimen agama dari komunitas mana pun. Mereka harus memastikan doktrin partai dibagikan dengan cara yang benar,” kata seorang pemimpin senior BJP dan menteri federal di New Delhi.

        WNI aman

        Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di India menyusul kontroversi pernyataan politisi India yang merendahkan Nabi Muhammad.

        India mulai memperketat keamanan publik sejak Rabu (8/6) setelah beredar surat peringatan serangan untuk membalas pernyataan anggota BJP yang menghina Nabi Muhammad SAW.

        “Sejauh ini, keselamatan WNI masih aman dan tidak ada WNI yang menghadapi permasalahan dengan adanya kontroversi yang terjadi,” ujar Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah.

        Faizasyah mengatakan, dari sisi pemerintah, pejabat dari dua negara telah bertemu untuk menjelaskan duduk perkara yang saat ini menyulut kemarahan umat Islam. Dalam hal ini, Indonesia telah memanggil duta besar (dubes) India di Jakarta untuk mendapatkan penjelasan atas apa yang terjadi di India.

        “Selain itu, perwakilan RI di New Delhi dan Mumbai terus mencermati perkembangan yang terjadi di India pascapenyampaian yang tidak patut oleh salah seorang politisi di India,” kata Faizasyah.

        Indonesia pun berharap kondisi India menjadi lebih baik dan tidak ada gesekan dalam hal keyakinan di antara masyarakatnya. Menurut dia, kejadian ini juga menjadi tantangan bagi kedua negara yang plural.

        “Ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi India dan Indonesia sebagai negara yang pluralistik dalam mengelola hubungan antarsuku, agama, dan kelompok kebudayaan,” kata Faizasyah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: