Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rokok Elektrik Diminati Kalangan Milenial, Relx Indonesia Terus Inovasi Guna Kurangi Perokok Baru

        Rokok Elektrik Diminati Kalangan Milenial, Relx Indonesia Terus Inovasi Guna Kurangi Perokok Baru Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Relx Indonesia menyatakan bahwa saat ini terjadi tren konsumen di kalangan milenial dalam penggunaan rokok eletrik atau vape. Oleh karena itu pihaknya mengembangkan teknologi dan inovasi vape.

        General Manajer Relx Indonesia,Yudhistira Eka Saputra, mencontohkan trend saat ini dimana konsumen generasi milenial sudah beralih ke produk kekinian seperti Relx yang awareness terhadap teknologinya tinggi.

        "Intinya kami tidak menciptakan perokok baru tapi untuk mengurangi resiko berbahayanya merokok konventional," kata Yudhistira. 

        Pihaknya mempunyai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan pabrik untuk menyediakan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa, yang memiliki keinginan untuk berhenti.

        Baca Juga: Produsen Rokok Elekrik Perlu Lakukan Ini Untuk Turunkan Cukai

        Dosen & Peneliti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Amaliya, pun ikut menyatakan bahwa sudah ada data Public Health England menyebutkan lebih dari 90% rokok elektrik lebih tidak berbahaya bagi kesehatan daripada rokok konvensional.

        "Kondisi itulah yang mendorong kami meningkatkan kehidupan perokok yang merasa sulit untuk berhenti merokok dan merancang produk yang memungkinkan mereka mengadopsi alternatif yang lebih baik," ujarnya Yudhi.

        Menggunakan kekuatan teknologi dan desain dengan pendekatan yang berpusat pada manusia, pihaknya memberikan pengalaman produk dan pelanggan yang terbaik.

        "Relx mengoperasikan lab standar CNAS pertama yang dimiliki oleh merek rokok elektronik independen. Berlokasi di Shenzhen, China, lab tersebut menerapkan standar industri paling ketat di dunia untuk produk rokok elektrik," katanya.

        Sementara itu, Relx Indonesia pun menggandeng KONVO yang merupakan representasi resmi komunitas pengguna rokok elektrik sepakati beberapa kerjasama di tahun 2022 ini.

        Hal itu diungkapkan Yudhistira Eka Saputra, General Manager Relx Indonesia dan Hokkop T I Situngkir, Ketua Konvo, dalam webinar yang diselenggarakan oleh RELX bersama dengan APPNINDO dan Konvo berjudul “Cigarette VS e-Cigarette'' di Jakarta.

        Roy mengatakan di tahun 2022 ini APPNINDO akan melakukan fokus pada beberapa hal yang juga akan didukung oleh Relx dan Konvo.

        Diantaranya meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat akan kategori Rokok Elektrik (RE) dan Hasil Pengolahan Tembakau lainnya (termasuk memberikan advokasi perbedaan karakteristik dan profil risikonya).

        Program lainnya lanjut keduanya adalah mengadvokasi diterbitkannya kebijakan untuk Rokok Elektrik (RE) dan HPTL berdasarkan kajian profil risiko serta mengacu pada kajian ilmiah.

        Baca Juga: Konsumsi Rokok di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan, Ini Faktanya

        " Upaya lainnya adalah mengadvokasi pengaturan cukai  produk RE dan HPTL yang wajar sesuai profil risiko,yang terus memberikan ruang untuk pengembangan inovasi produk.

        Sebagai mana diketahui, produk alternatif rokok konvensional yang dipandang bisa membantu para perokok untuk beralih atau bahkan berhenti merokok telah banyak beredar. 

        Berbagai produk tersebut seperti vape, mods, pods, rokok elektronik, dan e-cigar, adalah beberapa dari banyak istilah produk tembakau yang digunakan untuk menggambarkan Electronic Nicotine Delivery System (ENDS).

        Produk-produk ini menggunakan "e-liquid" yang biasanya mengandung nikotin, serta perasa, propilen glikol, gliserin nabati, dan bahan lainnya. Cara kerja rokok elektrik ini dengan cairan yang dipanaskan untuk membuat aerosol yang kemudian dihirup pengguna.

        Semakin bertumbuhnya pengguna ENDS ini yang dibarengi dengan hadirnya berbagai merek dan rasa, membuat para penggemarnya harus semakin teliti untuk memilih produk yang mereka akan beli.

        Konvo sebagai wadah pengguna vape di Indonesia merasa memiliki andil untuk mengedukasi para vaper untuk menjadi pengguna rokok elektrik yang bertanggung jawab.

        “Edukasi di sini maksudnya berbagi informasi yang bertujuan untuk menghasilkan pengguna rokok elektrik yang bertanggung jawab di kalangan masyarakat sehingga mereka menjadi cerdas dalam memilih produk vape yang aman digunakan serta tidak tergiur dengan harga murah yang ditawarkan oleh sebuah produk tertentu tanpa mengetahui isi kandungan yang ada di dalamnya,” kata Ketua Konvo, Hokkop T I Situngkir.

        Informasi penting yang perlu disampaikan kepada masyarakat adalah kandungan yang ada di dalam e-liquid serta bagaimana aturan atau standarisasinya, baik dari produsennya maupun dari para regulator.

        “Para produsen tidak boleh hanya memikirkan keuntungan semata, kebutuhan serta keamanan konsumennya juga perlu dijadikan kepentingan yang utama. Begitu juga dengan para regulator di Indonesia, data-data yang digunakan dalam membuat aturan terkait rokok elektrik sebaiknya berdasarkan yang ilmiah dan secara terbuka menginformasikannya ke masyarakat,” tambah Hokkop.

        Dengan adanya aturan terkait bahan yang diperbolehkan dalam e-liquid dan diinformasikan dengan baik kepada para produsen dan masyarakat, KONVO mengimbau agar para produsen untuk ikut serta mengambil bagian dalam tanggung jawab pengguna vape untuk mengedukasi para retail untuk tidak menjual vape maupun e-liquid tidak berbea cukai dan belum jelas isi kandungannya.

        “Pada akhirnya, secara umum baik regulator, produsen dan konsumennya lah yang bertanggung jawab atas penggunaan rokok elektrik. Karena meski sudah ada aturan terbaik yang dipatuhi oleh para produsen namun jika para konsumennya masih ada yang menyalahgunakannya menjadi percuma,” tutup Hokkop.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: