Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penampakan Bendera HTI Bikin Geger, PKS Ultimatum Pendukung Anies Baswedan: Harus Lebih Hati-hati Lagi

        Penampakan Bendera HTI Bikin Geger, PKS Ultimatum Pendukung Anies Baswedan: Harus Lebih Hati-hati Lagi Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasrullah memberi isyarat kepada tim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar lebih mendalami insiden deklarasi pencapresan yang turut diwarnai pengibaran bendera mirip simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

        Menurutnya, tim Anies harus lebih hati-hati karena acara deklarasi yang disusupi isu organisasi terlarang itu rentan ditunggangi oleh segelintir orang. Nasrullah khawatir hal tersebut memberi dampak negatif terhadap citra dan nama baik dari Gubernur DKI tersebut.

        "Sebaiknya perlu diteliti dan didalami lagi, apakah itu ditunggangi atau murni. Dan seharusnya tim Pak Anies harus berhati-hati lagi," kata Nasrullah kepada wartawan, Jum'at (10/6/2022).

        Baca Juga: Belum Tentu Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ini Penjelasan Sekjen PKS

        Penasehat Fraksi PKS DPRD DKI ini juga turut mengimbau kepada seluruh pihak yang ingin terlibat dalam aktivitas dukung-mendukung pencapresan agar tidak menyertakan segala bentuk atribut yang sensitif yang bisa menimbulkan kegaduhan.

        "Memang sebaiknya deklarasi dukungan kepada kubu siapapun sebaiknya dihindari menggunakan bendera-bendera dan kalimat yang sensitif, dalam rangka menjaga keutuhan bangsa dan ummat," imbaunya.

        Sebagaimana diketahui, acara deklarasi Anies capres ini digelar oleh sekelompok massa yang menamakan diri Majelis Sang Presiden. Mereka mengaku sebagai mantan simpatisan dari Front Pembela Islam dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

        Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) Aziz Yanuar merasa aneh dengan deklarasi tersebut karena nama organisasinya turut diseret-seret. Menurutnya sangat tidak masuk akal apabila organisasi yang baru saja berdiri sudah memiliki mantan simpatisan.

        "Kalau FPI yang dimaksud Front Persaudaraan Islam lucu juga, lah baru berdiri namun sudah ada mantannya, aneh juga ya," kata Yanuar saat dikonfirmasi, Jumat (10/6/2022).

        Sementara apabila yang dimaksud adalah FPI yang dipimpin Habib Rizieq Shihab, maka menurutnya hal tersebut sudah tidak pantas lagi untuk dibahas karena organisasinya sudah dibubarkan.

        "Kalau yang dimaksud Front Pembela Islam maka tambah aneh, karena sudah bubar dan untuk apa ditanggapi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: