Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anak Buah Giring Sentil Anies: Dari Awal Begitu Saja!

        Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anak Buah Giring Sentil Anies: Dari Awal Begitu Saja! Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Warga Jakarta diimbau menggunakan masker dan menghindari aktivitas di luar ruangan lantaran kualitas udara Jakarta berada pada posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pada Jumat (17/6/2022) pagi.

        Merespon hal itu, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjoj menyesali Jakarta masih kerap menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Ia menilai sejak awal Anies Baswedan menjabat tidak ada perbaikan yang berarti.

        Baca Juga: Laporan Roy Suryo Soal Meme Stupa Borobudur Akal-akalan, Muaanas: Selalu Begitu, Playing Victim

        Anggara menilai selama kepimpinan Gubernur Anies belum ada visi integrasi kebijakan untuk menyelesaikan persoalan polusi udara. Akibatnya, tidak ada progres berarti dari penyelesaian masalah ini.

        "Persoalan kualitas udara saat awal masa jabatan Pak Anies sampai sekarang gitu-gitu saja," ujar Anggara kepada wartawan, Jumat (17/6/2022).

        Padahal, Pemprov juga sudah memiliki rencana mengurangi polusi udara dengan mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Namun, ia menilai hal ini juga belum berjalan mulus.

        Baca Juga: Walau PAN dan Zulkifli Hasan Gabung Pemerintah, PKS Tegaskan Bakal Terus di Oposisi: Bela Rakyat!

        "Upaya mengendalikan kendaraan bermotor pribadi juga akhirnya gagal karena proyek LRT dan penerapan Electronic Road Pricing (ERP) yang direncanakan di RPJMD tidak berhasil dieksekusi," tuturnya.

        Karena itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta menginisiasi perencanaan terintegrasi Jabodetabek untuk mengatasi masalah polusi udara. Menurutnya, masalah ini tidak akan selesai tanpa ada kolaborasi dengan daerah penyangga.

        "Pemprov DKI harus jadi inisiator perencanaan kebijakan terintegrasi mengatasi masalah kualitas udara ini karena jadi pusat ekonomi dan punya kekuatan fiskal mempuni," ucapnya.

        Baca Juga: Geruduk Kedubes India, PA 212 Sebut Menghina Nabi Muhammad Hukumnya Dibunuh!

        "Jabodetabek ini megapolitan walaupun di bawah instansi pemerintah daerah (pemda) yang berbeda-beda. Jadi gak akan bisa sendiri-sendiri," tambahnya menjelaskan.

        Lebih lanjut, ia menyebut ada beberapa opsi kebijakan yang dapat diintegrasikan dengan pemda daerah penyangga seperti memasifkan uji emisi gratis serta percepatan pembangunan moda transportasi antar kota.

        "Perbanyak uji emisi gratis termasuk di daerah penyangga karena kendaraan dari sana juga menyumbang polusi. Setelahnya pikirkan bagaimana kita memperbanyak opsi moda transportasi untuk mobilitas masyarakat," pungkasnya.

        Baca Juga: Tak Ingin Meme Stupa Borobudur Mirip Jokowi Berlarut-larut, Roy Suryo: Untuk Hindari Adu Domba...

        Diketahui, lembaga data kualitas udara, IQ Air kembali menempatkan kualitas udara Jakarta pada posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk pada Jumat (17/6/2022) pagi.

        Lembaga data kualitas udara, IQ Air melalui laman resminya, mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB mencapai indeks 160.

        Adapun indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

        Baca Juga: Novel PA 212 Blak-blakan Kelompok yang Sempat Tolak UAS Ceramah di Jonggol, Ternyata Ormas yang Biasa Jaga Gereja dan Persekusi Ulama

        Konsentrasi "particulate matter" (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

        PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

        IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

        Sebelumnya, pada Rabu (15/6) kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

        Baca Juga: Didampingi Tri Rismaharini, Jokowi Serahkan Bansos di Kabupaten Serang

        Sementara itu, pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta pada Jumat pagi mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: