Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Stunting di Garut Masih Tinggi, BKKBN Jabar Turun Tangan

        Kasus Stunting di Garut Masih Tinggi, BKKBN Jabar Turun Tangan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Garut -

        Kasus stunting di Jawa Barat menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Bahkan, Kabupaten Garut disebut jadi salah satu penyumbang daerah stunting. Kepala BKKBN Jawa Barat, Wahidin mengungkapkan jika persentase angka stunting di Jawa Barat relatif sama dengan angka nasional yakni di 24,5 persen.

        Jumlah pasti penderita stunting masih dalam pendataan. Jawa Barat memang cukup besar dalam jumlah penyumbang angka stunting karena memiliki jumlah penduduk terbanyak.

        Baca Juga: Virtual Expo UPPKA 2022: Pemenuhan Gizi, Pencegahan Stunting sampai Pemberdayaan Ekonomi

        "Sebenarnya NTT yang paling besar [angka stunting]. Di Jabar itu banyak karena jumlah penduduknya juga banyak," kata Wahidin kepada wartawan saat kegiatan program penurunan stunting di Desa Haruman, Kecamatan Leles, Garut, Selasa  (21/6/2022).

        BKKBN yang menjadi koordinator pelaksana penurunan angka stunting diberi fungsi khusus untuk bisa mengubah perilaku dan mencegah terjadinya stunting.

        Baca Juga: Hebat! 16.793 Kampung KB Terbentuk Guna Turunkan Prevalensi Stunting di Indonesia

        "Kami juga sudah melakukan MoU dengan Kemenag untuk melakukan pendampingan kepada calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Hal itu dilakukan agar tak ada stunting lahir baru," tegasnya.

        Wahidin mengaku jika Jawa Barat menginginkan adanya zero stunting baru. Di samping melakukan penanganan kasus stunting yang saat ini sedang dalam tahap pendataan dan penanganan.

        "Seperti saat di Garut sekarang lagi pendataan ulang by name by adress untuk mengetahui jumlah pasti penderita stunting. Prioritas saat ini adalah penanganan stunting akut," ungkapnya.

        Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Komisi IX, Nurhayati Effendi mengatakan, intervensi langsung harus dilakukan untuk merealisasikan angka penurunan stunting di Garut dan Jawa Barat. Program yang telah disiapkan BKKBN dan Kemenkes harus bisa direalisasikan dan tak hanya sebatas sosialisasi semata.

        Baca Juga: Edukasi Pencegahan Stunting, Kredivo Berkolaborasi dengan 1000 Days Fund di Daerah 3T

        "Harus ada intervensi langsung. Saya ingin program ini jadi realita dan tak cuma sosialisasi. Tindakan preventif harus dilakukan," tegasnya.

        Menurutnya, langkah konkret harus dilakukan jika ingin terjadi penurunan stunting. Pemberian makanan bergizi dan vitamin harus dilakukan kepada balita yang menderita stunting. "Terutama stunting akut perlu intervensi makanan tambahan khusus," ujarnya.

        Baca Juga: BKKBN Sebut Stunting Dapat Berdampak pada Perekonomian Nasional, Simak Penjelasannya!

        Nurhayati menambahkan, Pemkab Garut bisa mencontoh Tasikmalaya dalam penurunan stunting. Salah satu upayanya dengan mendatangi langsung balita yang menderita stunting.

        "Di Tasikmalaya bekerja sama dengan Universitas Siliwangi dan Muhammadiyah serta transportasi online untuk mendatangi bayi stunting. Di Garut belum masuk, tapi kami harap bisa diadopsi BKKBN," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: