Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pilih Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, Analisis Refly Harun Tajam Soal NasDem: Bukan Politik Lurus!

        Pilih Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, Analisis Refly Harun Tajam Soal NasDem: Bukan Politik Lurus! Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rapat Kerja Nasional Partai NasDem mengerucutkan kandidat Calon Presiden (Capres) yang akan mereka usung. Nama yang akan disusung adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Andika Perkasa.

        Mengenai komposisi capres yang akan NasDem (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Andika Perkasa) ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun angkat suara.

        Refly menganalisis mengapa ketiga nama tersebut yang muncul.

        “Seperti saya katakan, faktor Andika faktor pelengkap dan juga barangkali agar TNI berpihak ke NasDem, it maybe. Kalau faktor Ganjar adalah untuk merayu Jokowi. Faktor Anies adalah faktor kedekatan dengan Surya Paloh,” jelas Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Selasa (21/6/22).

        Lebih lanjut, Refly menganalisis perihal jalan politik partai pimpinan Surya Paloh Tersebut.

        Menurut Refly, NasDem mempunyai jalan politik yang tidak lurus atau pragmatis khususnya terkait calon presiden 2024 ini.

        Baca Juga: Berani Pilih Anies Baswedan Jadi Bakal Capres, Surya Paloh Dapat Pujian dari Rocky Gerung: Kita Angkat Topi untuk Dia!

        “Saya melihat sebenarnya politik NasDem itu politik toleh kanan toleh kiri, bukan politik lurus. Ini khas politik pragmatis, tapi sah-sah saja,” lanjut Refly.

        Tentu bukannya tanpa alasan, menurut Refly pemilihan tiga nama yang disebutkan tadi kental dengan strategi politik.

        Strategi tersebut adalah mengusung dua nama besar di elektabilitas (Anies-Ganjar) yang mana representasi dari kelompok kanan dan kiri serta satu nama dari TNI.

        “Pragmatisnya dimana? Yaitu mengusung dua calon terbesar elektabilitasnya yang mewakili kutub kanan dan kiri… atau in case there is worst scenario ada commandor in chief jadi TNI,” lanjut Refly.

        Refly pun menyebut bahwa langkah politik NasDem yang seperti ini sangat penuh dengan perhitungan.

        Baca Juga: Biar Pendukungnya Adem, Bagaimana Kalau Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Duet di Pilpres? Pengamat: Pendukungnya...

        “Ini adalah langkah-langkah politik yang tentu penuh perhitungan,” tegas Refly.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: