- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kementerian ESDM Ungkap Faktor Penting dalam Capai Net Zero Emission 2060
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia memiliki komitmen besar dalam pengurangan emisi demi mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat lagi. Selain pengalihan teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor penting dalam mencapai target tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Prahoro Nurtjahyo pada acara Embassies Forum, Rabu (22/6/2022) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, secara hybrid.
Baca Juga: Tarif Listrik Bakal Naik, Kementerian ESDM Pastikan Tak Sentuh Masyarakat Tidak Mampu
Prahoro menyebut dalam rangka mencapai Net Zero Emission, Kementerian ESDM telah menyusun roadmap hingga tahun 2060 yang akan difokuskan pada pengurangan penggunaan pembangkit listrik batu bara, percepatan pembangunan fasilitas energi baru terbarukan, penggunaan kendaraan listrik, serta penggunaan smart grid.
Terkait roadmap tersebut, Prahoro menyampaikan pentingnya sumber daya manusia yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan fasilitas-fasilitas baru tersebut. "Roadmap tidak berarti apabila tidak ada tenaga yang berkompeten untuk menjalankannya," jelas Prahoro dalam siaran pers, Kamis (23/6/2022).
Ia menyebutkan, BPSDM ESDM berkomitmen untuk menyediakan tenaga yang sesuai dalam rangka mejawab tantangan roadmap tersebut. "Kami memiliki roadmap Net Zero Emmission, sehingga semua program terkait pengembangan SDM harus mengikuti roadmap tersebut. Kami telah menyiapkan anggaran untuk tahun 2022 dan telah berdiskusi dengan beberapa universitas di luar negeri antara lain Selandia baru, Australia, dan Inggris," lanjut Prahoro.
Baca Juga: Target Capai NZE di 2060, Indonesia Siapkan 4 Strategi dalam Mereduksi Karbon
Lebih lanjut BPSDM ESDM juga membuka kemungkinan kerja sama dengan pihak universitas yang memiliki program di luar skema pembiayaan negara. Terkait tingkat pendidikan yang menjadi fokus utama program ini, Prahoro menjelaskan, kerja sama menyasar pendidikan Magister dan Doktoral (S2 dan S3), namun tidak menutup kemungkinan bentuk kerja sama lainnya.
"Pascapelaksanaan forum ini, maka dapat diketahui kapasitas SDM yang dimiliki oleh Kementerian ESDM sehingga memperjelas strategi pendidikan yang akan dilaksanakan, serta mendapatkan prioritas untuk ditindaklanjuti. Acara seperti ini tidak akan berarti apabila tidak ada tindak lanjut," tegas Prahoro.
Hal senada juga disampaikan Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana dan Staf Ahli Menteri ESDM bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Yudo Priaadi selaku Chair Energy Transition Working Group G20, menggarisbawahi bahwa demi tercapainya target Net Zero Emission, perlu adanya kerja sama antarnegara maju dengan negara berkembang dalam bentuk transfer teknologi melalui pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas