Kejahatan di ruang digital sama saja seperti yang dihadapi di dunia nyata. Kejahatan di dunia nyata justru berpindah ke ruang digital, mulai dari penyebaran konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian, cyberbullying, pencurian data, perampokan, penipuan, pornografi, dan aksi mendukung terorisme.
Cyberbullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secar fisik atau mental) dengan menggunakan media digital. Kejahatan inirawan terjadi hingga sekarang.
Baca Juga: Selancari Internet, Jangan Jadikan Dunia Digital Sebagai Ranah Berbeda
“Apakah cyberbullying merupakan perilaku tercela atau tidak? Kalau saya pribadi menilai cyberbullying adalah akar permasalahan mental,” ujar Wakil Ketua RTIK Kabupaten Blitar, Subana saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (23/6).
Korban cyberbullying, lanjut dia, harus beristirahat lebih dulu dari media sosial untuk memulihkan mental. Jika pelaku berada dalam satu kelompok, korban bisa langsung mendatangani yang bersangkutan untuk menyelesaikan permasalahan.
“Biasanya pelaku cyberbullying itu pengecut. Dia berani seperti singa ketika di media sosial, tapi ketika bertemu langsung, dia tidak berani,” kata Subana.
Jika permasalahan belum selesai dan pelaku masih melakukan cyberbullying, langkah block pertemanan bisa menjadi pilihan. Kesehatan mental tetap menjadi prioritas ketika bermedia sosial.
Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan SiberKreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Digital Marketer Lim Siau Liang menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Relawan TIK - G Coach Pro , Coach Eko Sugiono. Diskusi ditutup Wakil Ketua RTIK Kabupeten Blitar, Subana.
Baca Juga: Terlihat Lebih Pro-Rusia Dibanding Ukraina, Jokowi Dikecam Aktivis Kemanusiaan, Disebut Tidak Adil!
Digital Marketer Lim Siau Liang mengatakan, pelaku usaha bisa memanfaatkan semua media sosial untuk mempromosikan produknya. Kita harus testing terlebih dulu produk kita. Mungkin yang lagi tren sekarang adalah TikTok, kita harus tes dulu bagaimana periklanan di Instagram, TikTok, dan YouTube,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: