Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Dicap Condong ke Rusia, Pegiat HAM Indonesia Blak-blakan: Arah Politik Sebangun dengan Putin

        Jokowi Dicap Condong ke Rusia, Pegiat HAM Indonesia Blak-blakan: Arah Politik Sebangun dengan Putin Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina. Namun pegiat HAM Natalius Pigai blak-blakan menyebut presiden lebih condong ke Moskow.

        Hal itu diungkapkan di akun Twitter miliknya, @NataliusPigai2, Sabtu (25/6/2022). “Semua terbaca, Jokowi dipihak Rusia,” kata mantan Komisioner KomnasHAM itu.

        Baca Juga: Kedatangan Jokowi di Jerman Meriah Banget, Rakyat Beri Sebuket Kembang dan Bentangkan Merah Putih

        Natalius menyebut pemikiran politik Jokowi soal konflik di Ukrainan sama dengan pemikiran Presiden Rusia, Vladimir Putin.

        “Arah politik Jokowi juga sebangun dengan Putin; ikut mendukung separatism Crimea, Luhansk & Donetsk. Jokowi juga gagal meyakinkan rakyat Indonesia yang fanatik Rusia,” ungkapnya.

        Karena itu, Natalius Pigai mengecam sikap Jokowi itu yang menurutnya mengabaikan penderitaan korban perang di Ukraina.

        “Saya kecam sikap @Jokowi tidak adil pd org yg menderita di Ukraina,” tegasnya.

        Diketahui, Presiden RI Joko Widodo akan melakukan kunjungan ke ibu kota Ukraina dan Rusia, yakni Kiev dan Moskow, dan bertemu dengan pemimpin masing-masing negara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin.

        Dalam pengarahan pers yang diikuti dari Jakarta, Rabu, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan bahwa kunjungan tersebut akan dilakukan sebagai bagian dari rangkaian kunjungan Presiden ke luar negeri pada akhir Juni, dan dilakukan dalam situasi yang masih sangat kompleks.

        Hal itu terkait dengan peperangan yang masih berlangsung di Ukraina.

        ’’Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai presiden G20 dan salah satu anggota champion group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk oleh Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam,” papar Menlu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: