Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Parpol yang Tutup Opsi Koalisi, Anak Buah Mas AHY Singgung 'Kegagalan' Jokowi dan Sebut Pencapaian SBY: Kemiskinan Turun Drastis!

        Soal Parpol yang Tutup Opsi Koalisi, Anak Buah Mas AHY Singgung 'Kegagalan' Jokowi dan Sebut Pencapaian SBY: Kemiskinan Turun Drastis! Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Selain sosok kandidat calon presiden (Capres) yang mulai “diraba-raba”, pembentukan koalisi parpol juga mulai mendapat sorotan publik.

        Baru-baru ini ada partai politik yang terang-terangan mengungkapkan tidak akan berkoalisi dengan partai tertentu.

        Menanggapi hal ini, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan bahwa partainya menghargai setiap pilihan partai politik lain.

        “Demokrat sangat menghargai kemandirian, independensi, mekanisme internal, dan pilihan dari setiap partai dalam menentukan, ingin berkoalisi atau bekerja sama dengan partai mana, untuk Pilpres 2024,” ujar Herzaky dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, dikutip Senin (27/6/22).

        Lebih lanjut, Herzaky juga menegaskan bahwa setiap parpol punya prioritas dan platform berbeda ketika memegang pemerintahan.

        Baca Juga: Jokowi Dicap Condong ke Rusia, Pegiat HAM Indonesia Blak-blakan: Arah Politik Sebangun dengan Putin

        Menurutnya, rakyat sudah bisa merasakan kepemimpinan Megawati, SBY dan Jokowi.

        “Ketika Pak SBY menjadi presiden di tahun 2004-2014, prioritas kami jelas. Bela rakyat kecil, perjuangkan hak-hak dan aspirasi rakyat. Rakyat tidak perlu antri minyak goreng. Harga sembako juga terjangkau dan stabil, tidak naik drastis seperti situasi yang rakyat hadapi enam bulan ini,” lanjutnya.

        Tak berhenti sampai di situ, Herzaky juga menyinggung soal perbedaan kepemimpinan atau pencapaian dari seorang SBY dan Jokowi.

        Herzaky menyorti sejumlah angka kemiskinan di era Jokowi dan SBY.

        “Pemerintahan SBY diwarisi 36 jutaan penduduk miskin dari Presiden Megawati. Setelah sepuluh tahun memimpin, SBY mewariskan tinggal 27 jutaan penduduk miskin ke pemerintahan Jokowi. Ada pengurangan sangat signifikan. Sedangkan 5 tahun era Jokowi memimpin, angkanya berkisar 24-26 juta. Hampir tidak ada pengurangan dari era SBY. Bahkan, setelah pandemi, di periode kedua, malah sempat naik lagi ke 28 juta, dan sekarang 26 juta,” ujarnya.

        Angka pengangguran di Era Jokowi juga dinilai Herzaky masih “bermasalah” dibandingkan dengan era SBY.

        Atas dasar itu, Demokrat menurut Herzaky berfokus untuk berkoalisi dengan partai yang komitmen untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat.

        “Berupaya agar harga sembako terjangkau, harganya stabil dan stok tersedia, kemiskinan berkurang drastis, dan pengangguran berkurang drastis. Parpol-parpol yang memperjuangkan perubahan dan perbaikan nasib rakyat di 2024-2029,” tegasnya.

        Baca Juga: Anak Buah Mas AHY Benarkan Adanya Komunikasi Intens antara Partai Demokrat dengan PKB dan PKS, Bentuk Koalisi?

        Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Krisyanto menyebut sulit bagi partainya untuk menjalin kerja sama atau koalisi dengan Demokrat dan PKS.

        "Ya kami ini kan dengan PAN, karena kan basisnya kan Muhammadiyah, dengan PKB dengan PPP, kemudian dengan Golkar dengan Gerindra, apalagi?" kata Hasto ditemui di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, dikutip dari laman suara.com, Senin (27/6/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: