- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Anies Baswedan Tutup Holywings dan Resmikan Gapura Chinatown Glodok, Rocky Gerung: Kemampuan Seorang Pemimpin untuk Membaca Masa Depan
India digemparkan dengan dipenggalnya dua orang yang diduga mendukung pada penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Hal ini dikomentari oleh Pengamat Politik, Rocky Gerung. Rocky menyinggung soal apa yang dia sebut sebagai “percakapan publik”. Dalam hal ini, demokrasi menurut Rocky tidak membatasi percakapan publik. Jika ada masalah dalam percakapan publik, maka menurut Rocky akan menruju pada perckapan komunitas (suku, ras, dan agama).
“Kalau percakapan publik macet, maka terjadi percakapan komunitas itu yang disebut ‘kasak-kusuk, saling ngomporin’, jadi sebetulnya demokrasi itu harus dibuka supaya tidak ada percakapan komunitas yang justru bisa merosotkan hakekat dan keterbukaan itu,” ujar Rocky melalui kanal Youtubenya yang dipandu Hersubeno Arief dari FNN, dikutip Minggu (3/7/22).
Menurut Rocky, saat ini negara atau pemerintah kehilangan akses menyapa masyarakat imbas dari anggapan percakapan yang terjadi publik atau masyarakat yang dinilai fundamentalis.
Kondisi ini menurut Rocky menimbulkan permainan oleh oknum yang mencari cara untuk menimbulkan ketidaklegaan berwarga negara.
“Ada permainan kartel bisnis termasuk kartel agama yang mencari cara untuk menimbulkan ketidaklegaan berwarga negara. Di Indonesia makin terasa, India adalah contoh bagaimana sesuatu yang tadinya samar-samar akhirnya meledak menjadi politik kekerasaan,” lanjut Rocky.
Puji Anies Baswedan
Mengaitkan masalah India dengan yang terjadi di Indonesia, Rocky menyinggung soal penutupan Holywings oleh Anies Baswedan yang mana setelahnya pemimpin daerah lain secara berangsur-angsur ikut mengambil hal serupa.
Menurut Rocky, apa yang dilakukan oleh Anies adalah hal yang tepat sehingga meminimalisir apa yang terjadi di India.
Tak berhenti soal Holywings, Rocky juga menyinggung soal Anies yang meresmikan gapura “Chinatown” Glodok. Menurut Rocky, langkah Anies tersebut adalah langkah yang tepat sebagai simbol bahwa masyarakat yang memiliki darah tionghoa atau cina adalah warga jakarta dan warga Indonesia.
“Itu sebenarnya ada simbol ‘kalian minoritas juga warga Jakarta bahkan warga Indonesia, jadi simbol-simbol kalian kami pelihara. Bukan kami ingin bertentangan dengan kalian tapi kalian juga berhak’ dengan kata lain tidak ada lagi intrik bahwa Anies diasuh hanya untuk kepentingan satu kelompok,” jelas Rocky.
Lanjut Rocky, apa yang dilakukan Anies adalah salah satu langkah “melegakan persahabatan” di antara warga negara.
“Antisipasi Anies bagus betul, bayangkan misalanya kalau tidak ada keputusan Anies menutup Holywings yang di India dalam 24 jam bisa terjadi di Indonesia. Bayangkan, itu kemampuan seorang pemimpin untuk membaca masa depan. Nanti orang bilang FNN lagi promosiin Anies, bukan, faktanya memang begitu yang terjadi,” ujar Rocky.
Diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara resmi menginstruksikan mencabut izin Holywings diseluruh DKI Jakarta.
“Sesuai arahan Gubernur untuk bertindak tegas, sesuai ketentuan dan mencerahkan, serta mendasarkan pada rekomendasi dan temuan dua OPD Pemprov DKI Jakarta, maka kami selaku Dinas PM-PTSP mencabut izin usaha 12 outlet Holywings di Jakarta sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Benny Agus Chandra dalam keterangannya di Jakarta, sebagaimana dikutip dari republika.co.id, Selasa (28/6/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto