Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Utang Negara Membumbung Tinggi, Jokowi Kembali Disoroti, Indonesia Bisa Bangkrut Seperti Sri Lanka!

        Utang Negara Membumbung Tinggi, Jokowi Kembali Disoroti, Indonesia Bisa Bangkrut Seperti Sri Lanka! Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi kembali menjadi sorotan. Kali ini terkait dengan kondisi utang Indonesia yang sudah berada di level mengkhawatirkan bahkan tak berbeda jauh dengan Sri Lanka.

        Ketua Majelis ProDem, Iwan Sumule mengatakan kondisi utang Indonesia saat ini yang sudah mencapai Rp6.000 triliun harus menjadi perhatian walau sebagian besar dari utang tersebut digunakan untuk proyek infrastruktur.

        Baca Juga: Hasil Survei: Anies Baswedan dan Ganjar Capres yang Perpanjang Polarisasi, Menterinya Jokowi Dinilai Mampu Akhiri Hal Tersebut

        “Indonesia butuh 6500 Triliun buat bangun infrastruktur sampai tahun 2024, APBN hanya bisa biayai 42%-nya. Utang negara pun sudah capai 6000 Trilliun,” kata Iwan dikutip Fajar.co.id, Senin (11/7/2022).

        Dengan hal ini, Iwan menilai Indonesia tak jauh beda dengan Sri Lanka yang sudah dalam keadaan bangkrut.

        “Kondisi ekonomi Indonesia juga sedang buruk, akan bangkrut. Pemerintah mencoba menahan harga-harga agar kejadian Sri Langka tak terjadi,” sebutnya.

        Diketahui, Bank Indonesia (BI) telah melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia US$ 409,5 miliar pada April 2022. Dengan asumsi US$ 1 setara Rp 14.729, nilai ULN itu adalah Rp 6.031,52 triliun.

        Realisasi tersebut turun dibandingkan ULN bulan sebelumnya yang US$ 412,1 miliar (Rp 6.069,82 triliun).

        Baca Juga: Kebangkrutan Sri Lanka Bikin Persepsi Jelek di Mata Investor, Bagaimana Nasib Indonesia?

        Secara tahunan, posisi ULN April 2022 terkontraksi 2,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1% (yoy).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: