Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gawat! Tren Kenaikan Inflasi Tak Terbendung, Nilai Tukar Rupiah akan Makin Tertekan

        Gawat! Tren Kenaikan Inflasi Tak Terbendung, Nilai Tukar Rupiah akan Makin Tertekan Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Suku bunga bank-bank sentral di dunia dinilai akan terpacu oleh aksi bank sentral AS yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang sudah menaikkan suku bunga acuannya yaitu Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali. Pasalnya, sepanjang tahun ini The Fed sudah menaikkan FFR sebanyak 150 basis poin (bps).

        Hal ini disampaikan oleh Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dalam acara Media Day: July by Mirae Asset Sekuritas, (12/7/2022). 

        Ia mengungkapkan bila tahun ini, pihaknya memprediksi suku bunga FFR akan dinaikkan hingga 3,4%, sejalan dengan prediksi pelaku pasar global.

        “Selain itu, tahun depan kami prediksi akan ada resesi di AS sebagai dampak dari pengetatan moneternya tahun ini. Di Indonesia, perekonomiannya masih masih akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi," jelas Rully. 

        Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tahan Guncangan, IHSG Diramal Bakal Ngacir ke 7.400

        Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap, menilai dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan menekan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. Tekanan rupiah tersebut, tuturnya, tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara.

        “Faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran US$ 300/ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa,” ucap Juan.

        Baca Juga: Rupiah Hari Ini Apa Kabar? Oh Lagi-Lagi Terkapar!

        Sementara itu, Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas, mengatakan perekonomian nasional dan pasar saham masih akan bertahan di tengah kenaikan inflasi dan penaikan suku bunga oleh bank sentral negara-negara di dunia.

        “Karena itu juga, Tim Riset Mirae Asset Sekuritas memasukkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ke stock picks saham Juli dengan prediksi IHSG pada akhir tahun pada 7.400,” ujarnya.

        Dia mengatakan 7.400 adalah skenario dasar IHSG (base scenario), di mana skenario optimistis (bullish scenario) untuk IHSG hingga akhir tahun adalah 7.800 dan skenario pesimistis (bear scenario) adalah 6.100.

        “Ekonomi Indonesia akan mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi global karena fundamental Indonesia masih sangat baik sehingga IHSG tidak akan banyak terbebani oleh koreksi pasar saham AS yang sedang dalam tren koreksi (bearish),” terang Hariyanto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: