Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Tantangan Ekonomi Dunia, Ini Bauran Kebijakan Bank Indonesia Amankan Stabilitas Makro

        Hadapi Tantangan Ekonomi Dunia, Ini Bauran Kebijakan Bank Indonesia Amankan Stabilitas Makro Kredit Foto: Bank Indonesia
        Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

        Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung menyoroti berbagai tantangan ekonomi global yang terjadi belakangan ini, seperti risiko stagflasi global yang serius, inflasi yang meningkat di seluruh dunia, hingga pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk mengatasi inflasi.

        Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut, bauran kebijakan Bank Indonesia saat ini ditujukan untuk memelihara stabilitas makro, memfasilitasi pemulihan ekonomi, dan navigasi digital ekonomi dan keuangan.

        Baca Juga: Bank Indonesia: CBDC Mainkan Peran Penting Bagi Sistem Keuangan Masa Depan

        "Bank Indonesia akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi, dan bersiap untuk menyesuaikan suku bunga jika terdeteksi tanda-tanda inflasi inti yang lebih tinggi," kata Juda dalam paparannya pada side event Pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) G20, yang dilangsungkan secara hybrid, di Nusa Dua Bali, Rabu (13/7/2022).

        Juda menambahkan, BI akan terus menjaga kecukupan likuiditas untuk mendukung pembiayaan perekonomian dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Ia memastikan bahwa kebijakan makroprudensial akan tetap akomodatif ke depannya, untuk mendorong pembiayaan bagi perekonomian dan untuk mengatasi scarring effect terhadap ekonomi.

        "Kebijakan stabilisasi nilai tukar juga akan tetap diarahkan untuk mencapai stabilitas Rupiah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Hal ini dilakukan melalui triple intervention, di spot market, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih ada," imbuh Juda.

        Baca Juga: Matangkan Prinsip Desain CBDC, Berikut Hasil Kajian Bank Indonesia

        Lebih lanjut, Juda mengatakan, percepatan dari sistem pembayaran digital akan terus dilanjutkan untuk mendorong integrasi pada ekonomi keuangan digital sehingga dapat merangsang kegiatan ekonomi dan menjadi mesin penggerak dari pemulihan ekonomi, seperti QRIS dan BI Fast Payment.

        "Kami juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, serta instansi terkait melalui tim pengendalian inflasi nasional dan daerah (TPIP & TPID), untuk mengelola tekanan inflasi di sisi pasokan dan mendukung produksi," ujarnya.

        Sebelum menutup paparannya, Juda mengatakan, Bank Indonesia akan terus membangun koordinasi kebijakan moneter dan fiskal bersama Pemerintah, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: