Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ancaman Resesi Ekonomi Mengkhawatirkan Dunia, Sri Mulyani: Indonesia Aman Tapi Masih Harus Waspada

        Ancaman Resesi Ekonomi Mengkhawatirkan Dunia, Sri Mulyani: Indonesia Aman Tapi Masih Harus Waspada Kredit Foto: Kemenkeu
        Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

        Melihat situasi global saat ini, sudah banyak negara-negara maju yang terjerat oleh resesi, di antaranya Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Australia, Korea Selatan, dan beberapa Negara di Eropa.

        Dan jika dilihat dari survei terbaru yang dilakukan oleh Bloomberg, Indonesia masuk ke dalam deretan negara Asia yang berpotensi alami resesi ekonomi. Indonesia menduduki peringkat ke-14, dengan presentase 3 persen.

        Baca Juga: Sri Mulyani: Penopang Fundamental Ekonomi Indonesia Sudah Baik, Tapi Masih Dihantui Resesi

        Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati segera memberikan klarifikasi dan penjelasannya.

        "Indonesia ada di peringkat bawah karena indikator neraca pembayaran, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ketahanan dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangganya masih relatif dalam situasi lebih baik dari negara lain," kata Sri Mulyani.

        Akan tetapi, Sri Mulyani juga menekankan, Pemerintah akan terus mewaspadai ancaman resesi di tengah ketidakpastian global, meskipun indikator neraca pembayaran dan APBN terbilang dalam kondisi yang baik.

        Baca Juga: Resesi Bikin Was-Was, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini Harap-Harap Cemas!

        "Ini tidak berarti kita terlena, kita akan terus waspada, namun pesannya adalah kita tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan kita," ujarnya, di Nusa Dua Bali, Rabu (13/7/2022).

        Sebagai informasi, di dalam hasil survei terbaru Bloomberg, Sri Lanka menduduki peringkat satu dengan persentase 85 persen. Selanjutnya, disusul oleh New Zealand dengan persentase 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen, Tiongkok 20 persen, dan Hong Kong 20 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: