Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ya Allah Bikin Sedih, Dilecehkan dan Ditodong Brigadir J, Begini Kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo

        Ya Allah Bikin Sedih, Dilecehkan dan Ditodong Brigadir J, Begini Kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo Kredit Foto: Dok Instagram Kadiv Propam Polri/JPNN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Insiden baku tembak Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan Bharada E terus berlanjut dan memanjang seiring teka-teki yang belum terpecahkan.

        Di sisi lain, Putry Sambo, istri Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo disebut mengalami guncangan sampai stress berat pasca menjadi korban dugaan pelecehan serta todongan senjata Brigadir J.

        Baca Juga: Tegas Pecat AKBP Raden Brotoseno, "Bukti Evaluasi Internal Polri Berjalan Baik"

        Hal itu diungkap Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Novita Tandry, Rabu (13/7/2022).

        Novita Tandry adalah psikolog yang ditunjuk Polda Metro Jaya untuk mendampingi Putry Sambo.

        Pasalnya, ibu empat anak itu dalam kasus baku tembak tersebut berstatus sebagai saksi korban yang mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat peristiwa baku tembak.

        Novita Tandry mengaku sudah bertemu langsung dengan Putry Sambo.

        “Keadaannya sangat syok. Terguncang pastinya, trauma,” kata Novita.

        Peristiwa tersebut juga disebut Novita membuat istri Ferdy Sambo itu tak bisa tidur.

        “Sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi dan sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya,” sambungnya.

        Kondisi ini makin diperparah dengan ramainya pemberitaan atas peristiwa tersebut.

        Baca Juga: Polri Ambil Langkah Tegas, Pecat AKBP Raden Brotoseno, DPR: Yang Tak Kalah Utama Adalah...

        “Karena melihat langsung keadaan, yang pasti pertama karena pelecehan. Kemudian kedua karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan,” terangnya.

        Sejak peristiwa itu, tutur Novita, kondisi psikologis Putry Sambo itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres dari sedang sampai berat.

        Novita menjelaskan, pendampingan psikologis ini perlu dilakukan agar peristiwa itu tidak berdampak pada keluarga lainnya.

        Baca Juga: Gegara Anies Baswedan Effect, NasDem Terjun Payung, Eh Gak Disangka Partai Ini Malah Meroket!

        “Concern saya adalah bagaimana peran ibu sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun,” terang dia.

        Selain mendampingi Putry Sambo, Novita juga mendampingi anak-anak pasangan tersebut.

        “Apalagi anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita,” bebernya.

        Untuk proses pemulihan, kata Novita, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui yang membutuhkan waktu antara 3-6 bulan.

        Akan tetapi, hal itu sepenuhnya bergantung pada kemampuan adaptasi korban. Dalam psikologi, pemulihan itu menggunakan istilah DABDA.

        Yakni denial (penyangkalan), angry (marah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan).

        “Bisa denial, menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, pasti marah, bisa marah pada lingkungan, sebaliknya bisa marah kepada diri sendiri,” ungkap Novita.

        Selanjutnya, ada proses bargaining dengan keadaan diri sendiri.

        Baca Juga: Jokowi Cuma Bisa Senyum, Gak Bisa Berkutik Digas Emak-emak, Netizen: Kalau Zaman Soeharto, Sudah...

        “Dia akan masuk lagi dengan posisi depresi. Baru yang terakhir acceptance,” tandas Novita.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: